FIB UI Bekali Pemuda Desa Olehsari Tentang Promosi dan Pemasaran Online Produk KacangUniversitas Indonesia

FIB UI Bekali Pemuda Desa Olehsari Tentang Promosi dan Pemasaran Online Produk Kacang

Salah satu perwakilan pemuda Desa Olehsari mempresentasikan narasi promosi di hadapan para pengabdi FIB UI. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Untuk mempersiapkan tantangan di era digital, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) bekali para pemuda Desa Olehsari, tentang promosi dan pemasaran online produk kacang.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang diberikan oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI itu digelar di Kantor Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Minggu (5/12/2021).

"Untuk membuat suatu produk, itu sangat diperlukan berbagai unsur. Jadi untuk memasarkan produk, kita harus mengetahui dasar-dasar pemasaran. Diantaranya adalah product, place, price, dan promotion," terang Dr. Rahadjeng Pulungsari, S.S M.Hum setelah memaparkan secara daring, Sabtu (4/12/2021) kemarin.

Baca Juga :

Dr. Rahadjeng Pulungsari S.S M.Hum yang merupakan pengusul dalam pendampingan ini menambahkan, bahwa memasarkan produk harus ditentukan arah atau strategi pemasaran yang baik.

"Selain produknya harus enak, desain dalam kemasan produk tersebut juga harus menunjukkan karakter daripada Desa Olehsari selaku produsen," tambahnya.

Seperti yang dilansir dari berita sebelumnya, program bina desa ini dilaksanakan oleh Dr. Filia S.S M.Si, Didit Dwi Subagio M.Hum, dan Fajar Muhammad Nugraha M.Si yang hadir secara langsung sebagai anggota pengabdian. 

Dalam kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut, sebelumnya FIB UI sudah melaksanakan sesi pengenalan diversifikasi produk kacang unting dan pelatihan desain kemasan produk di hari pertama. Sedangkan di hari kedua, sebagai kegiatan pamungkas pelatihan lebih difokuskan tentang promosi dan pemasaran online dari sebuah produk.


Produk kacang hasil dari peserta pendampingan. (Foto: Firman)

Fajar Muhammad Nugraha M.Si menjelaskan, pelatihan kali ini adalah memberi kesempatan para pemuda untuk praktek langsung membuat narasi promosi hingga punch line dari sebuah produk kacang.

"Selain dari sisi produk, desain dan kemasan yang harus dibuat bagus, promosi dengan narasi yang bagus tentu akan menarik minat pembeli. Baik itu saat dipasarkan secara langsung maupun secara digital," jelasnya.

Setelah para pemuda desa membuat narasi promosi, mereka melakukan presentasi dihadapan anggota pengabdi FIB UI. Meski dengan waktu yang terbatas, mereka mampu mempresentasikan narasi tersebut dengan baik.

Sementara itu, Didit Dwi Subagio M.Hum menerangkan, dalam memasarkan produk secara online harus dilakukan dengan konsisten. Dihadapan para pemuda desa, dirinya berbagi pengalaman selama mempromosikan diri sebagai travel fotografer di platform media sosial.

"Yang penting harus konsisten. Kalau kita mau memasarkan produk kacang, kita harus terus suguhkan konten menarik dari kacang di Desa Olahsari. Kita juga harus tau apa yang lebih diminati pengikut kita di media sosial," katanya.

Sebagai informasi, produk tradisional kacang unting alias kacang rebus untai di Desa Olehsari, hingga didistribusikan ke pulau Bali ini, membuat para pengabdi FIB UI tergerak untuk melakukan kegiatan pendampingan.


Sebagai pengujung kegiatan, para pengabdi FIB UI berswafoto bersama peserta pendampingan dan jajaran Pemdes Olehsari. (Foto: Firman)

Joko Mukhlis, Kepala Desa Olehsari merasa bangga dapat berkolaborasi memajukan kacang unting didesanya bersama FIB UI. Dia juga berharap, setelah pelatihan ini dapat memberi petunjuk masyarakat desa dalam menciptakan produk-produk kacang.

"Saya selaku pemerintah desa mengucapkan banyak terimakasih dan mohon maaf jika selama berada di sini terdapat hal yang kurang berkenan," ungkap Joko kepada para pengabdi FIB UI.

Dirinya juga memastikan, akan terus mendampingi peserta pelatihan untuk dapat berkelanjutan dalam menciptakan produk kacang di desanya.

"Karena bapak ibu dari UI ini sudah serius jauh-jauh dari Jakarta untuk kami. Kita juga akan membuktikan keseriusan untuk dapat menciptakan produk kacang dengan baik dan benar," tambahnya.

"Dalam 15 hari ke depan, kami akan kirimkan produk kacang ke UI. Semoga ke depan produk kacang kami dapat lebih dikenal secara luas dan dapat mempromosikan Desa Olehsari," tutupnya. (man)