(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Ajang selancar paling bergengsi di dunia, World Surf League (WSL) Championship Tour, bakal dihelat di Banyuwangi, Mei-Juni 2022. Persiapan ajang dengan social media engagement terbesar ketiga di dunia setelah NBA dan NFL (American football) itu terus dimatangkan.
“Ini akan menjadi salah satu instrumen pemulihan ekonomi, milestone untuk bangkitnya pariwisata. Banyuwangi siap menjadi tuan rumah,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat rapat persiapan terkait hal tersebut, Selasa (7/12/2021).
“Kami menyambut dengan antusias
event ini. Sebagai salah satu ajang internasional yang mendapatkan perhatian
luas dari seluruh dunia, ini tentu akan menjadi momentum penting bagi dunia
pariwisata nasional, khususnya Banyuwangi,” imbuh Ipuk.
Hadir dalam rapat tersebut Asisten
Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenkomarves, Kosmas Harefa, yang
diikuti oleh lintas kementerian dan lembaga serta pihak terkait. Ada pula perwakilan
Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), dan planning events international
WSL, Tim Hain.
WSL Champion Tour sendiri merupakan
ajang yang memiliki peminat yang sangat tinggi. “Engagement sosial medianya no
3 setelah NBA dan NFL, masih di atas MotoGP yang rangking 9. Ini akan menjadi
sarana promosi yang tinggi bagi tempat penyelenggaranya,” terang Planning and
Development PSOI Anggi Yuhista.
Begitu pula dengan kunjungan wisata
dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya. Menurut hasil riset PSOI terhadap
penyelenggaraan WSL Championship di beberapa tahun pada tahun-tahun sebelumnya,
ada lonjakan kunjungan wisatawan pada tempat-tempat penyelenggaraan tersebut.
“Dari riset yang kami lakukan, di
tempat yang menjadi tuan rumah WSL Championship Tour ini, setiap tahunnya
terjadi lonjakan konstan kunjungan wisatawan antara 80 sampai 90 persen.
Rata-rata lama menginap mereka sampai sembilan hari dan membelanjakan uang
sebesar US$ 777 setiap orangnya,” terang Anggi.
Selama pandemi ini, lanjut Anggi,
di Indonesia memang terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan dari kalangan
peselancar. Pada 2020 kemarin, hanya ada 233 ribu wisatawan. Turun sampai 84,
26 persen dibandinkan dengan jumlah kunjungan wisatawan peselancar di tahun
sebelumnya. Dari penurunan tersebut, diperkirakan ada US$ 973 juta potensi
ekonomi yang hangus.
“Pandemi dalam satu tahun terakhir
ini, memang cukup membuat kunjungan wisatawan dari kalangan surfer menurun
drastis. Namun, kami yakin, dengan kembali digelarnya WSL Championship Tour
tahun depan di Banyuwangi akan kembali mengerek kunjungan wisata sekaligus
menaikkan perputaran ekonomi,” papar Anggi.
Sejatinya, Banyuwangi telah
disiapkan menjadi tuan rumah WSL pada tahun 2020 lalu. Abdullah Azwar Anas yang
menjabat Bupati Banyuwangi pada tahun 2019 telah bertemu dengan perwakilan WSL
membahas segala persiapan WSL. Namun, event tersebut gagal dihelat karena
situasi pandemi yang tidak memungkinkan.
Sementara itu, Asisten Deputi
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenkomarves, Kosmas Harefa, menegaskan
bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi instensif untuk menyukseskan agenda
tersebut.
“Kita terus matangkan persiapannya.
Kami minta semua pihak terkait bergerak cepat menyiapkan berbagai kebutuhan
sesuai dengan regulasi yang ada,” ujar Kosmas.
Menurut Kosmas tren pariwisata ke
depan telah berubah, dari yang crowd tourism menuju pariwisata yang
berkualitas. Kita mendukung setiap kegiatan yang mengarah pada wisata friendly,
green dan eco tourism, termasuk sport tourism kejuaraan selancar ini.
“Saat ini kita tidak berpegang pada
kuantitas tapi pariwisata yang berkualitas. Para penggemar olahraga surfing ini
sangat dikenal sebagai wisatawan yang spending dan length of stay-nya tinggi.
Maka sport tourism seperti surfing ini kita dorong penuh. Apalagi daerah
penyelenggaranya juga memiliki komitmen yang tinggi pula seperti Banyuwangi ini.
Akan kita dukung penuh karena manfaatnya,” kata Kosmas.
Selain pihak WSL dan PSOI,
Kemenkomarvest juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian dan
lembaga negara terkait. Mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Kementerian PUPR, Keimigrasian dan lain sebagainya.” Kami target paling lambat
akhir April 2022 semua beres,” kata Kosmas.
WSL Championship rencananya digelar
pada 28 Mei – 6 Juni 2022 di Pantai Plengkung atau yang biasa dikenal dengan
G-Land. Pantai yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo itu telah
dikenal cukup lama di kalangan peselancar. Bahkan, pada dekade 80-an ditetapkan
sebagai salah satu dari 10 pantai yang memiliki ombak terbaik bagi olahraga
surfing di seluruh dunia.
Menurut Ketua Umum PSOI, Arya Sena
Subyakto, rekor ombak G-Land dalam menghadirkan angka sempurna bagi para
peselancar masih belum dipecahkan di tempat lain.
“Antara 1995-1996, pernah digelar
kejuaraan surfing di G-Land yang berhasil menghadirkan 10 kali angka sempurna
dalam satu kejuaraan karena tak lepas dari faktor ombak di G Land. Sampai saat
ini rekor tersebut masih belum ada yang menandingi. Bahkan di Pantai Hawai
sekalipun,” terangnya.
Daya jual ini, dipercaya bisa menjadi magnet bagi para peselancar di seluruh dunia untuk hadir di Banyuwangi. “Sudah barang tentu, ini akan menjadi daya tarik bagi para peselancar seluruh dunia untuk menjajal keistimewaan ombak G-Land, Banyuwangi,” pungkasnya. (Humas/kab/bwi)