Pemuda Hindu Desa Adat Patoman sibuk membuat patung ogoh-ogoh di Balai Dusun. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Jelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, pemuda Hindu Desa Adat Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, sibuk membuat patung ogoh-ogoh, Senin (20/3/2023).
Bertempat di Balai Dusun, mereka bekerja secara gotong royong merangkai bagian tubuh patung ogoh-ogoh dari barang bekas daur ulang yang berhasil dikumpulkan dari swadaya warga. Seperti styrofoam, koran bekas dan bambu serta besi bekas untuk dipadukan dengan desain yang sudah dirancang sebelumnya.
Tokoh Pemuda Hindu Desa Adat Patoman, Gede Budi
Sandiartha mengungkapkan, proses pembuatan satu patung ogoh-ogoh, para pemuda dibagi menjadi
beberapa kelompok.
“Ada yang membuat bagian tubuh yang sulit, di antaranya
wajah dan perlengkapan dengan cara diukir dan dicat. Sementara kelompok lain
membantu membuat aksesoris untuk ditempelkan pada karton yang sudah diukir,” ungkap
Gede Budi Sandiartha.
Gede Budi Sandiartha menambahkan, proses pembuatan patung
ogoh-ogoh tidaklah mudah. Para pemuda butuh kerjasama dan kekompakan untuk bisa
menjadikan bentuk ogoh-ogoh yang diinginkan.
“Yang agak sulit membuat ogoh-ogoh terletak pada bagian
kepala, yakni memasang rambut dan membuat hiasan yang berbentuk ukiran,” tambah
Gede Budi Sandiartha.
Sementara itu, untuk membuat satu patung ogoh-ogoh, mereka membutuhkan waktu sekitar dua minggu, bahkan sampai satu bulan lamanya. Tergantung pada tingkat kesulitan ataupun bentuk ogoh-ogoh yang dibuat. Satu patung ogoh-ogoh bisa menghabiskan 5 sampai 7 kilogram koran bekas.
Gede
Budi Sandiartha, Tokoh Pemuda Hindu Desa Adat Patoman. (Foto: Istimewa)
Kreativitas para pemuda ini, membuat seluruh masyarakat Desa
Adat mempercayakan kepada mereka untuk menjadi penitia pembuatan patung
ogoh-ogoh setiap perayaan Nyepi.
“Mereka bisa membuat patung ogoh-ogoh, kerena sudah
mendapatkan ilmu secara turun temurun dari para leluhur orang tua mereka,”
jelasnya.
Pada perayaan Hari raya Nyepi tahun ini, Pemuda Hindu Desa
Adat Patoman membuat lima patung ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk.
Nantinya patung ogoh-ogoh menggambarkan angkara murka yang ada pada diri manusia itu akan diarak, kemudian dibakar pada saat malam perayaan Hari Raya Nyepi, dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu agar manusia kembali suci. (fat)