(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memberi semangat kepada seluruh pegiat seni tradisional di tengah pandemi Covid-19. Bupati Ipuk pun mengunjungi sanggar seni di Padepokan Seni Alang-alang Kumitir di Desa Purwoasri, Kecamatan Tegadlimo.
Dalam kunjungan itu, Ipuk memompa semangat anak-anak yang tengah belajar menari. Bahkan, bupati perempuan tersebut juga ikut menari dan berdiskusi dengan anak-anak yang sedang berlatih.
Sambil mengenakan selendang dan
kipas khas Tari Gandrung, Ipuk menari di tengah anak-anak sambil mengikuti
gerakan mereka. Ipuk tak terlihat canggung atau kaku layaknya orang yang baru
belajar menari. Penampilan Ipuk membuat para penari cilik dan orang tuanya
menyaksikan cukup terkejut.
Mereka baru berhenti penasaran
setelah Ipuk mengatakan dulu pernah belajar tari. "Waktu kecil saya suka
menari, bahkan saya belajar menari," kata Ipuk.
Ipuk meminta kepada para orangtua
untuk mendukung anak-anak berkesenian. Tentu tetap harus menerapkan protokol
kesehatan dalam proses berkesenian.
“Terkadang minat itu yang membawa
kesuksesan mereka. Banyak penari, olahragawan, musisi, bahkan pemain game
online yang sukses," kata Ipuk kepada para orangtua yang turut mendampingi
anak-anak mereka belajar menari.
“Jangan orangtua marah kalau
anaknya tidak bisa matematika dan fisika, padahal anaknya piawai berkesenian.
Pada dasarnya, potensi masing-masing anak beda,” imbuh Ipuk.
Ipuk mengatakan, seni dan budaya
merupakan salah satu perhatian pemerintah daerah. Pemkab Banyuwangi bakal
meminta pemerintah desa untuk menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) bagi
pemberdayaan masyarakat berbasis seni.
“Jadi, kita bersenian dan
berkebudayaan berbasis desa,” jelasnya.
Ipuk mengaku akan terus mendukung
pengembangan seni dan budaya daerah. Bukan hanya berpengaruh positif terhadap
pemberdayaan ekonomi, menurut Ipuk, kesenian dan kebudayaan membuat generasi
muda Bumi Blambangan lebih berkarakter dan mampu menerima perbedaan. “Ini juga
menjadi ajang pendidikan anak-anak kita,” ujarnya.
Bupati Ipuk mengatakan, sebelumnya telah bertemu Dewan Kesenian Blambangan (DKB) untuk terus mendorong perkembangan seni budaya daerah berbasis desa. DKB juga mengusulkan agar Bupati Ipuk Fiestiandani meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa di sektor kesenian dan kebudayaan, termasuk mengunjungi sanggar-sanggar seni setiap Ipuk berkantor di desa.
Pertemuan Ipuk dan DKB itu dihadiri Ketua DKB Hasan Basri, Dewan Pengarah DKB Samsudin Adlawi, serta sejumlah pengurus lembaga yang “mengampu” seni-budaya di Banyuwangi.
Keterangan Gambar : (Foto: Humas/kab/bwi)
Ketua DKB, Hasan Basri mengatakan
perlunya menggali potensi seni budaya di desa-desa dalam kerangka pemberdayaan
masyarakat. Pihaknya berharap Bupati Ipuk mendukung upaya DKB yang ingin
menghidupkan seni budaya dan sanggar-sanggar seni di tiap desa.
"Menurut kami, pengembangan
seni budaya lokal bisa menunjang kemandirian ekonomi masyarakat desa. Ini perlu
digalakkan terutama desa yang memiliki potensi wisata yang bagus, sehingga
saling melengkapi," ujar Hasan.
Untuk itu, pihaknya berharap Bupati
Ipuk bisa memberikan arahan pada kepala desa untuk mengalokasikan dana
pemberdayaan masyarakat untuk sektor seni dan budaya.
"Mohon agar mendorong
pemerintah desa didorong mendukung kegiatan seni budaya di wilayahnya. Potensi
kegiatan seni budaya yang masih pada arus bawah harus dimunculkan dengan
difasilitasi oleh kepala desa. Balai desa menjadi tempat anak-anak berlatih
seni,” kata Hasan.
Dewan Pengarah DKB Samsudin Adlawi
juga mengusulkan agar setiap kali program “Bunga Desa” (Bupati Ngantor di
Desa), Bupati Ipuk mengunjungi sanggar seni yang ada di masing-masing desa. Hal
ini perlu dilakukan untuk memberi motivasi sekaligus melihat dari dekat proses
kreatif siswa di masing-masing sanggar.
“Karena meskipun pandemi Covid-19 masih terjadi, sanggar-sanggar tetep berproses, memberikan pelatihan pada anak-anak. Nah, kehadiran bupati bisa memotivasi pengurus dan siswa sanggar kesenian untuk tetap melakukan proses kreatif,” ujarnya. (Humas/kab/bwi)