(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Dikenal sebagai daerah dengan beragam inovasi, Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Banyuwangi terus menjaga budaya inovatif ini. Inovasi di sektor pelayanan publik perlu dipacu sebagai modal bagi pemerintah daerah untuk mendapatkan kepercayaan publik.
Hal itu dipaparkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemendagri DR. Agus Fatoni di hadapan ratusan ASN yang mengikuti kelas motivasi bertajuk Optimalisasi Inovasi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (12/3/2021). Acara digelar secara online dan offline dan dihadiri Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Menurut Agus, inovasi di era saat
ini sangat dibutuhkan. Salah satunya untuk membangun kepercayaan publik kepada
masyarakat.
“Sebagai organisasi publik,
orientasi setiap pemerintahan ada pada pelayanan publik yang memudahkan
warganya. Jika pelayanan kita baik ditunjang inovasi, maka akan tumbuh
kepercayaan masyarakat pada kita. Inovasi adalah tuntutan publik,” kata dia.
Selain itu, kata dia, inovasi
merupakan amanat dari Presiden Joko Widodo. Salah satu program kerja dari
Presiden adalah reformasi birokrasi yang menuntut adanya mindset birokrat yang
adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif. “Inovasi juga akan meningkatkan
daya saing suatu daerah,” imbuhnya.
Badan Litbang Kemendagri sendiri
setiap tahunnya menggelar kompetisi Innovative Govemment Award (IGA). Kompetisi
ini melakukan pengukuran indeks inovasi daerah untuk menetapkan 10 daerah
sebagai penyelenggara pemerintahan yang paling inovatif. Banyuwangi sendiri
selama tiga tahun berturut-turut berhasil menyabet penghargaan tersebut sejak
2018.
Inovasi daerah yang menjadi
penilalan IGA 2019 di antaranya tata kelola pemerintah daerah,
pelayanan publik, dan inovasi lain sesuai dengan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. IGA juga mengukur tiga aspek utama yaitu
kuantitas, kualitas, dan manfaat.
“Untuk itulah, saya selalu
menyertakan prestasi dan foto-foto Banyuwangi di setiap materi paparan.
Tujuannya, tidak lain agar semua daerah di Indonesia terpacu dan bisa meniru
spirit inovasi dari Banyuwangi. Apalagi Banyuwangi telah menjadikan inovasi sebagai
salah satu indikator besaran pemberian tunjangan daerah bagi ASN. Saya salut,”
ucapnya.
Namun Agus menyadari bahwa memang
tidak mudah menumbuhkan budaya inovasi di tubuh organisasi pemerintahan. Mulai
dari masalah kompetensi SDM, motivasi dan kinerja yang kurang, hingga
penguasaan iptek yang minim.
“Tak jarang kita terbentur dengan
penguasaan teknologi, khususnya yang sudah berumur. Namun, harus ditanamkan
pesan semacam ini: Boleh tua, tapi secara budaya kerja harus milenial, harus
mau berpikir inovatif,” pesannya.
Agus selanjutnya membeberkan
sejumlah kriteria inovasi daerah. Antara lain mengandung pembaharuan, manfaat
bagi warga, tidak menimbulkan pembebanan atau pembatasan bagi masyarakat yang
tidak sesuai peraturan, dan harus sesuai kewenangan daerah.
“Inovasi daerah diharapkan juga
mengarah pada penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),”
katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas kehadiran Kepala Badan Litbang
Kemendagri memberikan suntikan semangat dan motivasi bagi ASN Banyuwangi.
Dengan hadirnya Agus Fatoni, Bupati Ipuk berharap para PNS di Pemkab Banyuwangi
semakin terpacu memperbaiki kualitas diri dan meningkatkan inovasi dalam
melayani warga.
"Kami akan terus mendorong
agar budaya kerja inovasi di kalangan ASN terus menguat sehingga kualitas
pelayanan publik di Banyuwangi terus meningkat. Sejumlah kegiatan untuk
meng-upgrade kualitas SDM para birokrat pun terus kami lakukan, salah satunya
lewat kelas motivasi ini,” kata Ipuk.
Kepada ASN, Ipuk juga menekankan untuk mencapai keberhasilan jangan lupa untuk terus berinovasi. “Tidak mungkin membangun daerah kalau masih memakai cara kemarin. Kondisi kemarin pasti berbeda dengan era New Normal kini. Harus ada cara baru, ya dengan berinovasi menyesuaikan jamannya,” cetusnya. (Humas/kab/bwi)