Keren! Mahasiswa Poliwangi Rancang Alat Penyiram Pertanian OtomatisPoliteknik Negeri Banyuwangi

Keren! Mahasiswa Poliwangi Rancang Alat Penyiram Pertanian Otomatis

Mahasiswa Poliwangi berpose di belakang alat penyiram otomatis. (Foto : Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi berhasil menciptakan sebuah alat penyiram otomatis. Alat ini bernama SIPRAKTIS (Sistem Penyiraman Pertanian Otomatis).

"Alat ini dirancang untuk memudahkan para petanian dalam melakukan penyiraman, seperti penyiraman pupuk, vitamin, pestisida, dan nutrisi lainnya,” ujar Carenza Al Kharraz, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Poliwangi, Senin (30/8/2021).

“Alat ini dioperasikan dengan sistem penjadwalan secara otomatis, yakni dengan program arduino dan dikemas dengan seefisien mungkin agar dapat dioperasikan secara mudah oleh para petani ataupun masyarakat lainnya. Alat ini sudah kita terapkan untuk petani di Desa Glagah," imbuhnya.

Baca Juga :

Carenza menjelaskan, alat penyiram otomatis ini juga dirancang untuk medan berair dan berlumpur dengan menggunakan aki yang dapat digunakan selama kurang lebih satu bulan.

"SIPRAKTIS ini bisa digunakan di berbagai sektor dan berbagai jenis tumbuhan,” ungkapnya.


Alat penyiram pertanian otomatis atau SIPRAKTIS. (Foto: Istimewa)

Humas Poliwangi, Wahyu Naris Wari mengungkapkan, alat penyiram otomatis hasil karya gabungan mahasiswa antar prodi berkolaborasi dengan mahasiswa asal Korea Selatan ini mendapat juara tiga dalam gelaran Internasional Creativity Station 2021.

"Tentu kami sangat bangga dengan hasil maupun jerih payah yang sudah dilakukan para mahasiswa kami. Apalagi, salah satu mahasiswa kami yakni Annisa Rani Maulida berhasil meraih The Best Team Member dalam Gelaran yang dituan rumahi oleh Telkom University secara online tersebut," kata Naris.

Naris menjelaskan, ini sudah keempat kalinya sejak 2018 Poliwangi mengikuti Creativity Station, salah satu kegiatan berskala internasional berbasis pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi tiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan dan Maroko.

"Kami berharap kegiatan ini bisa terus diadakan setiap tahunnya. Sehingga anak didik kami juga bisa terus mengasah kemampuan dan menciptakan berbagai terobosan atau inovasi-inovasi lainnya," pungkasnya. (fat)