Klaster Tarawih Yudomulyo Bertambah, 62 Warga Positif Covid-19Satgas Covid-19 Banyuwangi

Klaster Tarawih Yudomulyo Bertambah, 62 Warga Positif Covid-19

Tracing kontak erat klaster tarawih Yudomulyo terus dilakukan tim medis Puskesmas setempat. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Pembatasan aktivitas warga di Dusun Yudomulyo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi masih terus dilakukan. Satgas Covid-19 Banyuwangi menetapkan dusun tersebut menjadi wilayah zona merah.

Tracing kontak erat pada klaster tarawih di kawasan ini juga terus dilakukan oleh Tim Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi. Hingga kini, tercatat 62 warga terjangkit virus corona.

Tak hanya dari Dusun Yudomulyo, hasil tracing kepada ratusan kontak erat, warga yang terkonfirmasi Covid-19 tersebut juga berasal dari dusun tetangga. Dari 62 warga yang poasitif, 6 meninggal dunia, 7 lainnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Baca Juga :

“Sampai saat ini ada 62 yang positif, enam meninggal dunia. Mayoritas, warga yang terjangkit klaster tarawih ini berstatus tanpa gejala," kata dr Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi kepada sejumlah wartawan, Senin (10/5/2021).

Agar penularan tidak semakin meluas, seluruh warga yang dinyatakan positif Covid-19 tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.


Keterangan Gambar : Forpimka Bangorejo dan TNI/Polri melakukan upaya penyemprotan disinfektan. (Foto: Istimewa)

TNI- Polri, dibantu Tim Satgas Penanganan Covid-19 melakukan penjagaan secara ketat, agar warga tidak keluar masuk untuk sementara waktu. Penyemprotan disinfektan juga terus dioptimalkan guna memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Warga Dusun Yudomulyo agar tidak keluar rumah untuk sementara waktu dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Taufik Rohman, Camat Bangorejo.

“Karena Yudomulyo sudah dinyatakan zona merah. Untuk warga luar dusun agar tidak memasuki hingga klaster sudah berhasil tertangani,” imbuhnya.

Klaster tarawih diketahui bermula dari temuan seorang pengurus Musola Baitul Amin di Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Bangorejo yang meninggal dunia di rumah sakit tanggal 27 April lalu karena terpapar Covid-19.

Setelah dilakukan tracing, sebagian jamaah tarawih dan keluarga dari orang yang pertama terjangkit tersebut ternyata juga terjangkit Covid-19. (man)