Kalapas Banyuwangi Agus Wahono serahkan ijazah D1 dalam prosesi wisuda di Aula Sahardjo. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Kelas IIA Banyuwangi Kanwil Kemenkumham Jatim menggelar wisuda terhadap enam
warga binaan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan sertifikat Diploma 1
Teologi.
Hal itu juga merupakan tindak lanjut dari perjanjian
kerjasama antara Lapas Banyuwangi dan STTV Cibubur pada pertengahan tahun 2023
lalu. Selain enam Warga Binaan, terdapat satu orang petugas dan satu orang
dharma wanita yang turut diwisuda.
Prosesi wisuda yang digelar di Aula Sahardjo itu dihadiri
langsung oleh Kepala Lapas (Kalapas) Banyuwangi Agus Wahono, Ketua STTV Cibubur
Pieter Otta, serta perwakilan dari beberapa instansi di Banyuwangi, di antaranya
Kodim 0825 Banyuwagi, Lanal Banyuwangi dan Dinas Pendidikan Kabupaten
Banyuwangi.
“Hal ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, karena
wisuda Diploma I ini menjadi yang pertama di Lapas Banyuwangi,” ujar Kalapas
Banyuwangi Agus Wahono, Rabu (26/6/2024).
Dirinya menyebut, mendapat pendidikan dan pengajaran
merupakan hak dari warga binaan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
“Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap STTV
Cibubur yang telah memberikan pendidikan teologi kepada warga binaan yang dapat
menjadi bekal ketika mereka nantinya kembali ke masyarakat,” ucap Agus.
Dirinya juga mengatakan, ke depannya akan mengupayakan agar
jumlah warga binaan yang mengikuti pendidikan semakin bertambah. Serta akan
dibahas mengenai pengembangan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
“Kedepannya akan coba dikembangkan untuk bisa dilanjutkan
ke jenjang sarjana (S1). Kami tentu berharap kerjasama bersama STTV Cibubur
maupun lembaga pendidikan yang lain dapat terus berjalan,” harap Agus.
Menurutnya, pendidikan dan pengajaran yang diberikan mampu
meningkatkan kualitas dari warga binaan. Terlebih lagi salah satu tujuan sistem
pemasyarakatan adalah untuk meningkatkan kualitas warga binaan, sehingga dapat
diterima kembali dalam masyarakat setelah bebas nanti.
Untuk itu, dalam sistem pemasyarakatan terdapat dua jenis
pembinaan, yakni pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian.
“Kami juga terus mengupayakan pengembangan berbagai
kegiatan pembinaan, dengan harapan mampu menjangkau seluruh warga binaan,”
imbuh Agus.
“Semoga pelaksanaan kegiatan yang positif ini dapat
berlangsung secara berkesinambungan pada tahun-tahun berikutnya,” tutupnya.
(man)