Petani bawang di Desa Sumber Arum, Songgon cabuti daun bawang yang mulai mengering. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Hingga Rabu (10/02/2021) siang, semburan vulkanik Erupsi Gunung Api Raung di Banyuwangi, masih terus membumbung tinggi ke puncak gunung. Jika sehari sebelumnya sempat berada pada ketinggian 2,5 km, namun Rabu pagi semburan mulai menurun di ketinggian 2 km dari puncak gunung. Meski begitu, asap bercampur debu vulkanik yang keluar intensitasnya masih tebal.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Mukijo menyampaikan gempa tremor dengan amplitudo 3 - 44 mm masih masih terjadi. Gempa tremor Gunung Api Raung ini masih terpantau terjadi secara terus menerus berasosiasi dengan aktivitas erupsi.
"Tetap waspadai hujan abu. Arah abu masih menuju ke
arah timur. Asap abu teramati bewarna kelabu hingga hitam. Masih berintensitas
sedang hingga tebal dengan ketinggian 1000 - 2000 meter dari puncak
gunung," tulis Mukijo melaporkan perkembangan Raung pada pukul 06.00 -
12.00, Rabu siang.
Selain erupsi abu vulkanik yang menyembur ke atas puncak
gunung, suara gemuruh dari aktivitas gunung juga masih kerap kali terdengar.
Meski begitu, pihaknya memastikan hingga kini dampak erupsi Gunung Raung masih
sebatas adanya hujan abu.
"Sampai saat ini status masih level dua waspada.
Masyarakat lereng gunung masih direkomendasikan agar tak mendekat gunung dalam
radius 2 kilometer," tambahnya.
Sementara itu, dampak hujan abu akibat erupsi Gunung Raung
ini tak hanya membuat kawasan pemukiman menjadi kotor. Hujan abu yang menempel
di dedaunan tanaman, mulai membuat petani resah.
"Sudah seminggu ini abu menempel di tanaman bawang
kami. Tanaman tomat ranti dan cabai milik petani lainnya juga begitu. Mulai
layu karena terkena abu Raung, lama-lama bisa mati juga, kita bisa gagal
panen," keluh Buang Cahyono, petani bawang di Desa Sumber Arum, Kecamatan
Songgon. (man)