Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito. (Foto: Fattahur/Dok)
KabarBanyuwangi.co.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) telah memetakan wilayah di Banyuwangi yang rawan terjadi kekeringan pada
saat kemarau ekstrem atau El Nino pada 2023.
Hasilnya, BPBD memprediksi tiga kecamatan terdeteksi
memiliki status rawan kekeringan tingkat tinggi.
Wilayah rawan kemarau ekstrem di antaranya, Kecamatan
Wongsorejo, Tegaldlimo dan Bangorejo. Dari ketiga kecamatan tersebut, ada 12
desa yang masuk kategori rawan kekeringan.
Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito menuturkan, sebenarnya
hampir semua wilayah di Banyuwangi rawan terjadi kekeringan.
"Hampir seluruh wilayah di Banyuwangi masuk kategori
rawan terjadinya kekeringan, namun ada tingkat kerawanannya. Ada yang masuk
dalam kategori tinggi, sedang maupun ringan," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemetaan yang sudah dilakukan BPDB
mencatat ada tiga kecamatan yang rawan terjadi kekeringan tingkat tinggi.
Di Kecamatan Bangorejo, terdapat Desa Sambimulyo dan Desa
Sambirejo yang potensi kekeringannya tinggi. Kemudian di Kecamatan Tegaldlimo
ada Desa Kalipait, Kedungasri, Kendalrejo, Purwoagung dan Wringinpitu.
"Sementara di Kecamatan Wongsorejo ada lima desa.
Masing-masing Desa Alasbuluh, Alasrejo, Bangsring, Sidowangi dan Desa
Wongsorejo," bebernya.
Mujito menjelaskan, pemetaan wilayah rawan kekeringan ini dilakukan menyusul adanya peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai dampak fenomena El Nino yang diprediksi menyebabkan kemarau lebih kering dari musim sebelumnya.
Selain melakukan pemetaan, BPBD juga telah menyiapkan upaya
antisipasi dan penanganan jika sewaktu-waktu terjadi kemarau ekstrem.
Salah satu upaya antisipasi yang sudah dilakukan yakni,
mengamankan persediaan air bersih untuk mencukupi kebutuhan warga.
"Saya rasa selama musim kemarau cadangan air bersih
terutama di wilayah yang rawan kekeringan masih tercukupi dengan sarana dan
prasarana yang dibangun Pemkab Banyuwangi," tutupnya. (fat)