(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Para petani holtikultura di Banyuwangi selatan mulai melirik komoditas pisang Cavendish. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bakal memacu pengembangan komoditas tersebut.
Gunawan, seorang petani di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, mengatakan, sejak sembilan bulan lalu, ia beralih dari petani jeruk menjadi petani pisang yang dikenal pula dengan nama “Ambon Putih” itu.
"Setelah melihat pasar, kami
beralih untuk menanam pisang Cavendish. Permintaannya sangat tinggi dan
harganya relatif stabil," ungkap Gunawan.
Sebelumnya Bupati Ipuk mengunjungi
lokasi pematangan pisang cavindish milik Gunawan dalam rangkaian Bupati Ngantor
di Desa (Bunga Desa) pada Kamis (29/4/2021).
Saat ini, lanjut Gunawan, ia harus
menyediakan 7 ton pisang Cavendish setiap harinya untuk pasar Surabaya,
Yogyakarta, dan Jakarta. "Kami terus bekerja keras menyiapkan pasokan
tersebut,” imbuh Ketua Kelompok Tani Makmur tersebut.
"Petani yang menyetor hasil
panennya ke perusahaan kita, masih sekitar 40 hektar. Sebenarnya masih kurang
karena prospek pasarnya sangat besar," kata pemilik brand KK Banana
tersebut.
Dia mengatakan, pengembangan pisang
Cavendish cukup mudah di Banyuwangi. Gunawan menyebutkan pada tahun pertama
bisa panen hingga dua kali. Sedangkan pada tahun kedua, bisa panen hingga tiga
kali dengan interval waktu empat bulanan.
"Alhamdulillah, hasilnya
lumayan. Sekali panen dari satu hektar lahan bisa menghasilkan Rp 250 juta.
Setahun minim panen dua kali. Lebih menjanjikan dibanding jeruk," kata dia
sumringah.
Keterangan Gambar : (Foto: Humas/kab/bwi)
Gunawan juga mengungkapkan bahwa
produktivitas pisang di Banyuwangi juga lebih baik dibanding daerah lain.
"Sekali panen, satu pohon bisa
menghasilkan sampai 34 Kg. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain.
Di Trenggalek, misalnya, hanya maksimal 30 Kg saja per pohon," terangnya.
Sementara itu, Bupati Ipuk
mendukung upaya pengembangan pisang Cavendish di Banyuwangi. Kejayaan
Banyuwangi sebagai kota pisang akan dikembalikan olehnya.
"Kami akan serius
mengembangkan pisang ini. Potensinya yang besar serta kondisi alamnya yang
cocok dengan Banyuwangi, ini patut untuk dioptimalkan," tegas Ipuk.
Saat ini, lahan pisang di
Banyuwangi tersentra di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Muncar,
Cluring.
"Melihat ini, kami akan mendorong
pisang cavendish dikembangkan oleh petani hortikultura di sini.
Apalagi budidaya pisang ini
melibatkan banyak tenaga kerja. Seperti Pak Gunawan yang mempekerjakan warga
sekitarnya mencapai 40 orang," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan mengapresiasi ikhtiar
Gunawan yang membudidayakan pisang cavendiah dari bonggol. Selama ini, pisang
Cavendish gagal dikembangkan di dataran rendah karena pembibitannya berasal
dari kultur jaringan.
"Tapi, di sini, pembibitannya dilakukan lewat bonggol dan terbukti berhasil. Ini akan kami kembangkan lebih luas," pungkasnya. (Humas/kab/bwi)