(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Dua organisasi kemasyarakatan,
Pengurus Cabang Aisyiyah Banyuwangi dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas
Indonesia (PPDI) Banyuwangi terpilih sebagai penerima hibah program KIAT-GESIT
sektor air bersih dan sanitasi dari Pemerintah Australia.
Program pemberdayaan masyarakat untuk kesetaraan gender
dan inklusi sosial di bidang infrastruktur (GESIT) ini merupakan inisiatif dari
Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT). Setidaknya ada 10
kabupaten dan kota di Indonesia yang menjalankan program KIAT-GESIT ini, salah
satunya Kabupaten Banyuwangi dengan sektor garapan air bersih dan sanitasi.
Masing-masing organisasi akan mendapatkan hibah senilai
Rp500 juta untuk mendukung operasional kegiatan pengarusutamaan kesetaraan
gender dan inklusi sosial di bidang infrastruktur air bersih yang lebih ramah
pada perempuan dan penyandang disabilitas.
“Terima kasih kepada pemerintah pusat, Pemerintah
Australia, program KIAT-GESIT bisa dilaksanakan di Banyuwangi. Tentunya ini
akan mendukung pembangunan pemerintah daerah dari perspektif gender dan inklusi
sosial, khususnya dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih yang ramah
perempuan dan teman disabilitas,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani,
Selasa (20/2/2024).
Sehari sebelumnya, pengurus dua organisasi tersebut telah
bertemu dengan Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono di Lounge Pemkab. “Lewat
program ini diharapkan perempuan dan penyandang disabilitas dapat terlibat
dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih. Mulai perencanaan, perancangan,
implementasi dan monitoring pembangunan infastruktur,” kata Mujiono.
Sementara itu Fasilitator Gesit Banyuwangi Shinta Ary
mengatakan, Banyuwangi menjadi salah satu daerah dilaksanakannya program Gesit
salah satu faktornya karena kinerja perusahaan daerah air minum (PUDAM) salah
satu yang terbaik Indonesia.
“Pemberian dana hibah GESIT kepada organisasi masyarakat
sipil lokal dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kapasitas mereka dalam
mempengaruhi formulasi kebijakan infrastruktur pemerintah daerah,” kata Shinta.
Program sendiri akan berjalan selama dua tahun yang
antara lain akan diisi dengan program penguatan upaya dalam rangka menyiapkan
organisasi perempuan dan teman difabel untuk bisa terlibat dalam pengelolaan
air bersih secara langsung.
“Melalui program ini, perempuan dan penyandang disabilitas diharapkan terlibat aktif dalam pemenuhan dan pengelolaan air bersih. Dana hibah tersebut akan difokuskan pada kegiatan non teknis guna mendukung lahirnya kebijakan atau payung hukum keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas dalam pengelolaan air bersih tersebut, ” ujar Shinta. (humas/kab/bwi)