Peluang Perupa Banyuwangi Promosikan Karya Lewat Platform NFTArtOs Nusantara

Peluang Perupa Banyuwangi Promosikan Karya Lewat Platform NFT

Peluncuran NFT di Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Karya lukis anggota komunitas perupa Banyuwangi, ArtOs Nusantara masuk dalam platform digital NFT (Non Fungible Token).

Founder ArtOs Nusantara Imam Maskun mengatakan, sebanyak empat belas karya dari sebelas pelukis berkolaborasi dengan delapan penyanyi papan atas di Indonesia.

Dengan kata lain, karya lukisan para perupa komunitas ArtOs Nusantara ini menjadi bagian dari karya lagu musisi tenar seperti Once Mekel, Yuni Shara, dan Shania.

Baca Juga :

Seniman ArtOs Nusantara juga digandeng platform IMProduction, StarX dan beberapa pihak lain dalam kolaborasi teknologi dengan seni berbasis blockchain ini.

Pembeli lagu-lagu yang turut serta bergabung dalam kolaborasi ini akan mendapatkan bonus berupa lukisan NFT seniman ArtOs Nusantara.

Salah satu contohnya, pembeli tembang "Tanda Tanda" yang dinyanyikan oleh Yuni Shara akan mendapatkan lukisan NFT berjudul "Bunga Asmara" buatan Suryantara.

Contoh lain, pembeli lagu "Cintai Aku Lagi" oleh Sania akan mendapatkan lukisan NTF bertajuk "Kasmaran" buatan Sugiono.

"Ini adalah wadah baru, ekosistem baru yang memungkinkan adanya sharing royalti yang akan membantu teman-teman pelaku seni," kata Imam, dalam peluncuran NFT tersebut, Kamis (19/1/2023).

Peluncuran itu dihadiri para seniman ArtOs Nusantara, CEO StarX Irwan Wahyudianto, dan penyanyi Shania.

Penyanyi Once Mekel dan Yuni Shara juga turut mengikuti kegiatan peluncuran tersebut via daring.

Imam menambahkan, kolaborasi pelukis dan penyanyi untuk menjual karya dalam bentuk NFT merupakan yang pertama di Indonesia.

Ia berharap, langkah itu dapat memotivasi para seniman dan musisi lain untuk bergabung memanfaatkan teknologi blockchain dalam memasarkan karya.

"Bagaimana seniman harus melek digital. Bagaimana bisa mendapatkan pendapatan melalui sharing dari NFT," sambungnya.

Penyanyi Once Mekel optimis dengan proyek pemanfaatan teknologi blockchain ini. "Saya percaya teknologi ini akan menjadi teknologi yang terus berkembang, sekalipun banyak yang belum mengenalnya," kata dia.

Pelantun tembang Dealova itu juga percaya, teknologi ini akan membuka cakrawala para pelaku industri seni di Indonesia.

Kolaborasi semacam ini juga bakal membuka kesempatan bagi para musisi-perupa untuk menembus pasar dunia.

"Banyak sekali musisi yang membidik pasar luar negeri. Semua terbuka dengan teknologi ini," ucapnya.

CEO StarX Irwan Wahyudianto menambahkan, blockchain dipilih sebagai sarana karena teknologi itu menawarkan transparasi dalam setiap transaksi.

Transportasi ini, kata dia, menjadi salah satu isu yang kerap ditemui oleh para seniman. Terutama para musisi.

"Di dalam teknologi blockchain, tidak mungkin ada kecurangan. Dari sisi transaksi, tidak ada manipulasi," kata Irwan.

Terobosan baru ini juga memungkinkan para musisi dan seniman untuk memberi harga terhadap karya masing-masing.

Ke depan, musisi-seniman dari dalam dan luar negeri juga bakal digandeng dalam proyek tersebut. Hal itu memungkinkan karena pasar penjualan lagu-NFT tak terbatas pada lokal, tapi juga internasional. (fat)