Penguatan Literasi, Mahasiswa Untag Banyuwangi Diharapkan Menjadi Agen Perubahan di Era DigitalUntag Banyuwangi

Penguatan Literasi, Mahasiswa Untag Banyuwangi Diharapkan Menjadi Agen Perubahan di Era Digital

Seminar penguatan literasi digital diikuti ribuan mahasiswa Untag Banyuwangi. (Foto: Fattahur)

KabarBanyuwangi.co.id - Kemajuan bangsa Indonesia akan dipengaruhi oleh peran generasi muda. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, generasi muda yang terlahir di era ini diharapkan bisa menjadi agen perubahan.

Mahasiswa sebagai garda terdepan terutama dalam era digital, diharapkan mampu membawa keberhasilan teknologi kearah yang lebih positif. Tentunya dengan diimbangi kapasitas literasi digital yang kuat.

Hal tersebut disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Hardly Stefano saat menjadi narasumber penguatan literasi digital kepada ribuan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Sabtu (17/9/2022).

Baca Juga :

Menurut Hardly Stefano, penguatan literasi digital kepada generasi muda seperti mahasiswa sangatlah penting, mengingat generasi milenial dan generasi Z ini lahir di era kecanggihan teknologi digital.

Sebagai contoh, dengan gawainya siapapun kini memiliki akses untuk bisa berselancar di dunia kedua yaitu dunia digital.


Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Hardly Stefano menjadi narasumber seminar. (Foto: Fattahur)

Hardly menyebut generasi milenial ini termasuk dalam kelompok digital native. Artinya mereka sudah sejak kecil sudah terbiasa dengan teknologi digital dan menggunakan internet.

"Sehingga mereka perlu dibekali (penguatan literasi digital). Karena mahasiswa adalah agen perubahan. Mereka harus didorong melakukan perubahan-perubahan positif, konstruktif, melalui perkembangan teknologi," jelasnya.

Mahasiswa, lanjut Hardly, harus bisa membawa keberhasilan teknologi kearah yang lebih positif dan berkualitas.

"Itu yang harus dilakukan teman-teman mahasiswa dengan memproduksi, menyebarkan konten-konten yang positif. Sehingga dari waktu ke waktu sosmed kita semakin baik dan semakin berkualitas," cetusnya.

Sementara itu, Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subaharianto mengatakan, ide mendatangkan KPI itu didasari oleh kepentingan yang sifatnya visioner.

Penguatan literasi digital bagi anak didiknya diharapkan bisa terserap maksimal, sehingga mereka mampu berkontribusi dalam transformasi digital yang konstruktif.

"Jadi nggak asal, maka penguatan literasi digital yang konstruktif, yang bisa memberikan kontribusi bagi penguatan kebangsaan, bagi penguatan nasionalisme, agar produk literasi digital nanti adalah generasi yang smart, dalam rangka memandang masa depan bangsa," jelasnya.


Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subaharianto. (Foto: Istimewa/Dok)

Menurutnya, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami UU ITE agar tak menyalahi aturan ketika berselancar di dunia maya. Mereka harus paham betul bagaimana bermedia sosial yang bijak dan santun.

"Bukan hanya sekedar paham UU ITE saja, tapi bermedia sosial yang baik itu juga menjadi hal wajib," tegasnya.

Disamping itu, Andang menginginkan mahasiswa menjadi agen perubahan, yang mampu membuat konten-konten sehat dan produktif bisa mendorong masyarakat pengguna medsos makin cerdas.

"Kalau mereka seperti itu kan, saya kira produk digital akan punya kontribusi luar biasa dalam membawa bangsa semakin produktif," pungkasnya. (fat)