(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Petani di Kabupaten Banyuwangi mulai mengembangkan tanaman porang. Tingginya permintaan pasar, budidaya umbi porang kini mulai dilakukan petani di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi.
Seperti yang dilakukan salah satu petani di desa Sukorejo, Siyam Tohari, yang mulai menanam porang di lahan seluas satu hektare. Siyam mengaku tertarik mengembangkan porang karena melihat peluang besar dari budidaya porang ini.
“Saya mendengar bagaimana tingginya
permintaan porang. Akhirnya saya tergerak mencoba menanam umbi porang, apalagi
tanaman ini tidak terlalu sulit perawatannya. Ini salah satu ikhtiar keluarga
kami,” cerita Siyam kepada Wakil Bupati Banywuangi, Sugirah saat menghadiri
penanaman perdana porang di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo Banyuwangi,
kemarin Senin (4/10/2021).
Tanaman porang kembali menarik
perhatian setelah beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo melarang ekspor
porang dalam bentuk umbi. Presiden Jokowi menekankan bahwa tanaman porang
akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Umbi porang memiliki nilai jual
tinggi. Umbinya memiliki kandungan Glucomannan dan kalsiumnya tinggi. Porang
juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga
membuat lem organik serta penjernih air.
Siyam mengaku bahwa untuk awal ini
dirinya bersama 11 petani lain di desanya menjalin kemitraan bersama salah satu
perusahaan yang berpengalaman di bidang produksi pertanian, PT Zhafira Jaya
Bumi (ZJB).
“Karena belum punya pengalaman
mengembangkan porang, saya daftar kemitraan pada PT. ZJB. Bulan (Oktober) ini
kami akan mulai tanam dengan pendampingan dari mereka. Bismillah, semoga usaha
saya berhasil,” ujar Siyam.
General Manager PT. Zhafira Jaya
Bumi, Rizky Mahardika, menjelaskan pihaknya akan mendampingi para mitra petani
sejak proses pembibitan, selama budidaya (on-farm), hingga pemasarannya.
“Kami juga memfasilitasi petani
untuk mengakses permodalan dari perbankan. Dalam hal ini kami bersinergi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Muncar untuk membantu petani mendapatkan
modal yang mereka perlukan untuk memulai budidaya porang,” tutur Rizky.
Rizky menambahkan, pihaknya juga
akan membantu mitra petani melakukan hilirisasi produknya, sehingga petani bisa
mendapatkan nilai tambah dari usahanya tersebut.
“Di dusun ini ada 13 hektare.
Rencananya yang ditanami 11 hektare, satu hektare untuk proses pembibitan, dan
satu hektare lagi kami siapkan untuk pabrik. Pabrik ini kami target sudah
berdiri sebelum musim panen 2022 mendatang sehingga kita bisa mengolah porang
produksi petani di sini. Jadi selain menjual umbi porangnya, kita juga bisa
menjual produk hilirnya, misalnya dalam bentuk chips atau tepung,” ujar Rizky.
Untuk pemasaran produk, Rizky akan
membantu petani agar produknya bisa tembus pasar ekspor. “Kami sudah punya
pasar tetap di Cina, Eropa, dan Amerika sehingga petani tidak perlu risau
karena produknya akan terserap pasar. Bahkan saat ini saja kami sudah
mengantongi pre-order (PO) 200 ton chips porang,” urainya.
Sementara itu, Wabup Sugirah
mengapresiasi para petani yang terus berupaya menangkap peluang usaha di sektor
pertanian, termasuk budidaya porang.
“Potensi pasar porang sangat luas. Saya senang petani Banyuwangi sudah bisa menangkap potensi ini untuk mengerek kesejahteraannya. Nanti Dinas Pertanian dan Pangan akan ikut mengawal program ini,” kata Sugirah. (Humas/kab/bwi)