(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Kabupaten Banyuwangi merupakan
daerah lima besar penghasil kopi di Jawa Timur. Bahkan produksinya telah
diekspor ke berbagai negara. Untuk kian mempromosikan kopi, Banyuwangi membuat
Foto Kopi Festival, ajang lomba fotografi dunia kopi Banyuwangi.
Diikuti ratusan fotografer dari kalangan milenial, para
peserta berkompetisi memoret obyek kopi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani
mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang menggabungkan kegiatan serta
berkarya dengan lensa untuk mengangkat potensi kopi dari Banyuwangi.
“Melalui kegiatan ini, pemkab ingin menggairahkan dunia
fotografi di tengah masa pandemi Covid-19, sekaligus mempromosikan potensi kopi
Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk saat penyerahan hadiah kepada pemenang lomba di
perkebunan kopi Kalibendo, Banyuwangi, Sabtu (19/2/2021).
Ipuk menjelaskan data BPS menyebut Banyuwangi masuk lima
daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Dan menariknya, kata dia, kopi
yang dihasilkan didominasi perkebunan rakyat.
“Kopi Banyuwangi telah merambah pasar Eropa. Dan yang
membuat saya lebih bangga, UMKM kopi di sini berkembang. Kopi Banyuwangi ini
juga menjadi tuan rumah di daerahnya. Kafe dan warung kopi yang ada di
Banyuwangi hampir semua menyuguhkan kopi Banyuwangi karena cita rasanya yang
memang khas,” kata Ipuk.
Dari kompetisi ini berhasil terkumpul 300 karya dari 185
peserta. Mereka mengikuti kompetisi yang terbagi dalam tiga kategori. Kategori
penyajian/proses, landscape, dan still life.
“Pandemi telah berdampak pada banyak sektor. Maka untuk kembali menggerakkan sektor-sektor yang terdampak maka perlu dilakukan cara-cara yang kreatif. Lewat kompetisi fotografi ini contohnya,” kata Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda
menjelaskan bahwa lewat kompetisi ini pemkab ingin berbagi cerita seputar kopi
Banyuwangi lewat karya artistik yang dihasilkan oleh kalangan muda.
“Hasil jepretan para peserta harus menceritakan sebuah
pesan tentang kopi. Bisa mulai dari pohon kopinya, proses pengolahan hingga
produk kopi itu sendiri. Dengan kompetisi ini kami berharap dapat memberikan
informasi dan narasi kopi Banyuwangi melalui bahasa gambar,” kata
Bramuda.
Sementara itu, salah satu juri kompetisi ini, Ahmad
Zulkarnain yang biasa dikenal dengan Bang Dzoel mengaku sangat mengapresiasi
karya-karya peserta yang masuk. “Ratusan karya yang masuk didominasi anak-anak
muda. Saya nerharap, pemkab secara periodik menggelar kompetisi ini dengan
tema-tema lain yang menarik,” kata Dzoel.
Dari kompetisi tersebut, Harfi Yulian Bimantara yang
mengusung foto “Nggoreng Kopai” menjadi jawara untuk kategori penyajian/proses.
Harfi memotret warga Desa Kemiren Banyuwangi yang sedang menyangrai kopi secara
tradisional.
Kategori landscape diraih Imam Asadi dengan judul Memetik
Kopi, dan Fikri Bakti Sosial dengan karya Rasio Takaran Penyajian Kopi menjadi
jawara di kategori Still Life.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan CSR dari Bank Jatim
kepada pemkab berupa 23 unit gerobak sayur beroda untuk pedagang pasar dan 3
motor sampah. (Humas/kab/bwi)