(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Sebanyak tiga belas mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri di Banyuwangi.
Para peserta pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi dalam negeri ini akan menjalani atudi selama enam bulan di Banyuwangi yang dipusatkan di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Program ini digagas Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Para mahasiswa inbound tersebut
berkesempatan bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo
Banyuwangi.
Rektor Universitas 17 Agustus 1945
Banyuwangi, Andang Subaharianto menjelaskan bahwa dalam program pertukaran
mahasiswa merdeka ini, mahasiswa yang dari luar Pulau Jawa disyaratkan
mengambil perkuliahan di dalam Pulau Jawa.
Sebaliknya, dari Pulau Jawa,
ditempatkan di luar Pulau Jawa. "Ada 13 mahasiswa dari luar Pulau
Jawa yang mengikuti program ini. Mereka berasal dari tujuh perguruan tinggi
dari Kalimantan, NTT, Sulawesi, dan Bali," kata Andang.
Sementara itu, Bupati Ipuk
menyambut baik kehadiran para mahasiswa inbound tersebut. Dia berharap,
Banyuwangi bisa memperkaya wawasan dan menambah ilmu yang bermanfaat bagi
mereka.
"Saya senang sekali Banyuwangi
kedatangan anak-anak muda dari berbagai daerah. Tidak hanya jajaran
pemerintahan saja yang menjadikan Banyuwangi sebagai lokus pembelajaran, namun
kini mahasiswa juga sudah memulainya," kata Ipuk.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dalam kesempatan itu, Ipuk banyak
bercerita tentang proses transformasi Banyuwangi dari awalnya dikenal sebagai
"kota santet" menjadi daerah yang memanfaatkan internet untuk
memajukan daerahnya.
"Semoga cerita tentang Banyuwangi ini akan memperkaya kalian semua. Dan kami berharap pulang dari Banyuwangi akan menambah wawasan mahasiswa tentang semangat Bhinneka Tunggal Ika serta memperkuat rasa persaudaraan lintas budaya dan suku," kata Ipuk.
Saat bertemu Bupati Ipuk, mereka
bercerita tentang pengalamannya selama tinggal di Banyuwangi. Salah satunya
Beny Prayogi Perkasa, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman,
Kalimantan. Dia merasakan adanya kehangatan para stakeholder pembangunan.
"Selama di sini, kami juga
dipertemukan dengan banyak orang penting, seperti bupati dan rektor yang tidak
pelit sharing ide. Saya merasa diterima dengan baik di sini," ujarnya.
Sedangkan Anggi Andini Jessica
Libu, mahasiswi psikologi Universitas Nusa Cendana Kupang mengaku bahagia
selama tinggal di Banyuwangi. Dia sangat memuji keindahan alam
Banyuwangi. "Alamnya begutu indah, dan yang paling penting persediaan
airnya sangat melimpah. Ini menunjukkan kekayaan dan kesuburan alam di
sini," kata Anggi.
Para mahasiswa yang ditempatkan di Banyuwangi, terdiri atas 1 orang dari IKIP PGRI Pontianak, 3 orang dari Universitas Mulawarman Kalimantan, 4 orang dari Universitas Nusa Cendana Kupang, 1 orang dari Universitas Ganesha Pendidikan Bali, 1 orang dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, 1 orang dari Universitas Negeri Manado, dan 2 orang dari Universitas Halu Uleo Sulawesi tenggara. (Humas/kab/bwi)