Kapolsek Bangorejo, AKP Mujiono memberikan penguatan mental kepada warga yang menjalani pembatasan aktivitas. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Pasca ditemukannya klaster tarawih
di Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Tim
Satgas Penanganan Covid-19 terus melakukan upaya tracing terhadap seluruh
kontak erat yang terjangkit Covid-19.
Seperti diketahui, klaster tarawih pertama kali diketahui
saat seorang pengurus Mushola Baitul Amin, Dusun Yudomulyo meninggal dunia
terpapar Covid-19 tanggal 27 April lalu. Dari temuan kasus tersebut, Tim Satgas
langsung melakukan tracing terhadap ratusan kontak erat yang sebagian merupakan
jamaah tarawih.
“Hasilnya, dari ratusan orang yang sudah menjalani tes swab,
53 diantaranya positif Covid-19, enam warga meninggal dunia dan tujuh warga
hingga saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit,” ujar Jubir
Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono kepada wartawan, Minggu (9/5/2021).
Tracing hingga kini masih terus dilakukan hingga ke dusun
tetangga. Diduga, klaster tarawih muncul karena adanya transmisi lokal. Sebaran
Covid-19 tersebut bukan disebabkan karena sholat tarawihnya, melainkan masyarakatnya yang abai terhadap protokol kesehatan saat mereka beraktivitas di
luar rumah.
“Menghindari kerumunan itu menjadi hal yang penting.
Penularan Covid-19 ini terjadi di kerumunan dan karena warga melepas masker.
Oleh sebab itu, sekali lagi kami ingatkan kepada seluruh warga, mengingat
menjelang lebaran ini terjadi,” kata pria yang akrab disapa Rio.
“Peningkatan eskalasi keramaian di tempat-tempat umum
seperti di pasar, mall dan pusat keramaian lainnya agar hendaknya warga tetap
patuh terhadap prokes. Agar kita tidak tertular, keluarga kita tidak tertular
dan angka kematian Covid-19 bisa kita tekan,” imbuh Rio. (man)