Tim Pengabdian Masyarakat Untag Banyuwangi memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah dasar di Pelataran Hayu. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi sukses melaksanakan program bertajuk “Implementasi Modul Edukasi Lingkungan Berbasis Kegiatan Praktis untuk Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Siswa Sekolah Dasar.
Program yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun 2025 ini menggandeng Plataran Hayu sebagai mitra strategis.
Kegiatan ini lahir dari keresahan bersama akan pentingnya
menanamkan kepedulian lingkungan sejak usia dini. Plataran Hayu di Banyuwangi
sejak 2023 dikenal sebagai penggerak pertanian hidroponik, sekaligus aktif
mengembangkan layanan edukasi lingkungan bagi anak-anak sekolah.
Dalam program pengabdian masyarakat ini, tim Untag
Banyuwangi bersama mitra merancang modul pembelajaran lingkungan berbasis
praktik yang mudah dipahami siswa sekolah dasar.
Modul tersebut berisi kegiatan seru seperti menanam sayuran
organik, mencoba sistem hidroponik sederhana, memilah sampah, hingga mengolah
limbah dapur menjadi ecoenzym.
Tak hanya menyusun modul, tim juga melakukan pelatihan fasilitator agar anggota Plataran Hayu lebih siap mendampingi anak-anak. Dengan begitu, proses pembelajaran menjadi lebih terstruktur, menyenangkan, dan sesuai dengan Kurikulum Merdeka serta Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Puluhan
anak SD dari Taman Baca Kampoeng Batara Banyuwangi antusias bereksperimen dengan
bahan-bahan sederhana. (Foto: Istimewa)
Implementasi modul berlangsung di Pelataran Hayu pada
Minggu (21/9/2025), dengan melibatkan 35 anak SD dari Taman Baca Kampoeng
Batara Banyuwangi. Anak-anak tampak antusias menanam, memanen, hingga
bereksperimen dengan bahan-bahan sederhana.
“Anak-anak jadi lebih paham tentang pentingnya menjaga
lingkungan. Mereka bukan hanya belajar teori, tapi langsung praktik,” ungkap
Cak Widhi, pendamping dari Kampoeng Batara.
Program ini tidak hanya memberi pengalaman baru bagi
siswa, tetapi juga meninggalkan warisan berharga bagi Plataran Hayu berupa
modul cetak, panduan digital, hingga alat peraga yang dapat digunakan secara
berkelanjutan.
Selain itu, program ini sekaligus membuka peluang bagi
Plataran Hayu untuk menjadi pusat edukasi lingkungan berbasis praktik di
Banyuwangi.
Menurut Pimpinan Plataran Hayu, Heny Dwi Habsari, modul edukasi berbasis praktik dari tim Untag Banyuwangi memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya dalam mendukung program edukasi di Plataran Hayu.
"Melalui modul ini, kegiatan belajar bagi siswa sekolah dasar menjadi lebih terarah, menyenangkan, mudah dipahami. Hal ini tentu sangat sejalan dengan visi Plataran Hayu untuk menjadi ruang edukasi yang tidak hanya mengenalkan kegiatan bercocok tanam, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan sejak dini," ujarnya.
Tim
Pengabdian Masyarakat Untag Banyuwangi laksanakan Implementasi Modul Edukasi
Lingkungan Berbasis Kegiatan Praktis untuk Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
Siswa Sekolah Dasar. (Foto: Istimewa)
Ketua Tim Pengabdian Untag Banyuwangi, Magdalena
mengatakan, program ini adalah langkah kecil namun berdampak besar dalam
membangun generasi muda yang peduli lingkungan.
“Harapannya, kesadaran yang ditanamkan sejak SD ini akan
tumbuh menjadi gaya hidup ramah lingkungan saat mereka dewasa,” kata Magdalena.
Program ini juga mendukung pencapaian Sustainable
Development Goals (SDGs), khususnya pada bidang pendidikan berkualitas dan
ekosistem daratan, serta sejalan dengan misi Asta Cita pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Dengan semangat kolaborasi antara perguruan tinggi,
masyarakat, dan sekolah, Plataran Hayu kini tak hanya menjadi tempat bercocok
tanam, tetapi juga ruang belajar hijau bagi generasi masa depan Banyuwangi.
(red)