Petugas Korsda DPU Pengairan Banyuwangi kerja bakti membersihkan sungai. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Memasuki musim penghujan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Banyuwangi meminta petugas penjaga pintu air meningkatkan kesiapsiagaan.
Upaya tersebut untuk upaya mengontrol debit air serta mengantisipasi terjadinya banjir dampak peningkatan intensitas hujan yang diprediksi bakal terjadi bulan November hingga akhir tahun 2021.
Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo
menyatakan, saat ini Banyuwangi memasuki musim penghujan, sehingga semua
bersiap atas potensi banjir. Pemkab juga telah mempersiapkan berbagai upaya
untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
"Masyarakat juga kita minta untuk meningkatkan
kewaspadaan dan menjaga kebersihan di lingkungan sungai," kata Guntur
dihubungi via teleponnya, Jum'at (5/11/2021).
Saat ini, jelas Guntur, DPU Pengairan sudah melakukan kerja
bakti rutin, normalisasi sungai dan Dam besar maupun kecil, meninggikan
plesengan, serta menyiagakan alat penakar hujan untuk mengukur curah hujan dan
debit air.
"Selain itu, petugas penjaga pintu air juga kita minta
berjaga dengan shift bergantian selama 24 jam untuk mengontrol debit air jika
sewaktu-waktu mengalami peningkatan akibat hujan dengan intensitas
tinggi," terangnya.
Normalisasi sungai menggunakan alat berat. (Foto: Istimewa)
Sementara kata Kabid Operasi dan Pemeliharaan Bangunan
Dinas Pengairan Banyuwangi, Dedi Kurniawan menjelaskan, koordinasi antar Korsda
terus diintensifkan guna meminimalisir potensi terjadinya bencana.
"Kita pantau terus. Misal debit air sungai mulai
mengalami peningkatan, petugas penjaga pintu air kita minta untuk segera
melapor dan memberitahu warga yang tinggal di sekitaran sungi agar
waspada," jelasnya.
Upaya ini dilakukan Dinas Pengairan Banyuwangi untuk
mengendalikan terjadinya banjir yang dapat menimbulkan banyak kerugian bagi
masyarakat.
"Terutama kita prioritaskan siaga penjagaan pintu air
di wilayah yang rawan banjir. Seperti di Dam Garit Alasmalang, dan wilayah
Banyuwangi kota. Kira-kira yang melewati permukiman warga yang kita
utamakan," tegasnya.
Terpisah, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa menuturkan, peningkatan curah hujan diprediksi terjadi secara menyeluruh pada bulan November.
Prakirawan
BMKB Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa. (Foto: Fattahur/Doc)
Menurut Agus, peningkatan curah hujan bulanan ini
dipengaruhi oleh fenomena La Nina di Pulau Jawa, Bali, dan sekitarnya.
Akumulasi curah hujan bulanan dapat meningkat 20 hingga 70 persen.
"Fenomena ini dapat menambah curah hujan kurang lebih
20-70 persen dengan intensitas rendah hingga sedang dibanding curah hujan
seperti musim sebelumnya," ungkapnya.
Agus menambahkan, ancaman cuaca ekstrem masih berpotensi
terjadi hingga puncak musim penghujan di Januari hingga Februari 2022
mendatang.
"Karena curah hujan tahun ini diprediksi makin
meningkat, potensi bencana hidrometeorologi yang timbul biasanya seperti
banjir, angin kecang, dan longsor. Maka dari itu, masyarakat kami imbau agar
meningkatkan kewaspadaan," pungkasnya. (fat)