Aiptu Ririn ikut mengajar di TPQ Al-Ilham, Kelurahan Sobo. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Beginilah rutinitas salah satu
anggota Polsek Banyuwangi, Polresta Banyuwangi, Aiptu Ririn Nurfiah. Selain
menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri dan menjadi ibu rumah tangga, ia
diketahui gemar membantu masyarakat.
Pagi hingga sore hari, ia mengenakan seragam coklat lengkap
dengan atribut dinas dan jilbab untuk penutup kepala, menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Dan sore hari sepulang kerja, polisi wanita (Polwan)
lulusan Bintara angkatan XX tahun 1996 - 1997 ini selalu menyempatkan dirinya
mengumpulkan ibu-ibu buta huruf dari beberapa wilayah untuk diajari membaca.
"Setiap sore sepulang kerja saya memberikan pelajaran
membaca kepada ibu-ibu yang buta huruf. Saya berikan motivasi kepada kaum ibu
yang belum bisa membaca dan terlihat mereka sangat antusias mengikuti
pelajaran,” ujar wanita yang bertinggal di Jalan Ikan Wijinongko Kelurahan
Sobo, Kecamatan Banyuwangi.
Selain mengajari ibu-ibu membaca, Aiptu Ririn juga diketahui menjadi pencetus Musala dan Taman Pendidikan Alqur’an (TPQ) Al-Ilham di Lingkungan Wonosari Pesisir, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Rutinitas sosial keagamaan itu dijalaninya bersama sang suami yang juga anggota polisi (provost), Aiptu Darmawan.
Aiptu Ririn Nurfiah saat mengajari ibu-ibu
membaca. (Foto: Istimewa)
Bentuk kepedulian lainnya, ia bersama suaminya membantu
pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Salah satunya yakni Veri
Wicaksono, bocah asal Kelurahan Tukangkayu.
“Tahun ini saya bersama suami, Alhamdulillah dapat membantu
Veri Wicaksono hingga lulus sekolah dasar (SD) dan hingga masuk ke sekolah
menengah pertama (SMP). Veri sejak kecil tinggal bersama neneknya, karena
ibunya telah meninggal, sementara bapaknya kurang mampu. Sehingga kami terketuk
hati untuk membantunya," terangnya.
Bahkan berkat kegigihan Aiptu Ririn, biaya sekolah Veri
ditanggung pemerintah melaui peogram BOS dan SAS. “Biaya pendidikan Veri
nantinya akan ditanggung pemerintah melalui program BOS dan SAS. Untuk biaya
seragam dan menjahit yang mencapai Rp. 1,3 juta
diperoleh dengan cara iuran dari banyak pihak, termasuk kepala sekolah,
guru, dan beberapa rekan anggota Polri,” pungkasnya. (fat)