Pertisipan mengenakan busana pengantin adat masyarakat Using di Festival Pengantin Nusantara. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Lestarikan adat dan budaya nusantara di tengah era modernisasi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Himpunan Perias Manten se-Banyuwangi menggelar Festival Pengantin Nusantara di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Rabu (3/6/2021) malam.
Festival pengantin yang dimaksud bukanlah perkawinan masal, melainkan peragaan busana yang khusus menampilkan busana pengantin khas nusantara. Festival yang digelar secara virtual di tengah pandemi ini, mengusung tema busana adat pengantin khas masyarakat warga Using.
M. Yanuarta Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menegaskan bahwa ada tiga jenis busana
pengantin khas warga Using yang ditampilkan, antara lain Mupus Braen, Sembur
Kemuning dan Sekar Kedaton.
"Ketiganya memiliki nilai filosofi yang berkaitan erat
dengan kehidupan dan sejarah masyarakat Banyuwangi," tegasnya.
M. Yanuarta Bramuda menambahkan, Mupus Braen dalam
Bahasa Using berarti daun muda yang menawan, melambangkan muda-mudi siap
menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh keberanian.
"Warna merah menonjol dari busana Mupus Braen inilah
yang melambangkan keberanian," tambah Bramuda.
Sedangkan untuk busana Sembur Kemuning, masih kata Bramuda,
busana berwarna kuning ini, merupakan bagian dari budaya masyarakat Using
yang memiliki budaya menyemburkan beras kuning.
"Sesuai dengan namanya, kalau busana Sekar Kedaton
diambil dari busana kerajaan Blambangan yang dahulu pernah berkuasa di
Banyuwangi," imbuhnya.
Pertisipan mengenakan busana pengantin adat masyarakat Using. (Foto: Firman)
Sementara itu, Lismiyanah Mujiono salah seorang juri
meyebutkan, memiliki ciri khas tersendiri, perbedaan antara busana adat
pengantin masyarakat Using dengan adat lain cukup menonjol.
"Jika busana pengantin masyarakat Jawa, mahkota bunga
yang digunakan pengantin wanita itu pakai bunga melati, sedangkan masyarakat Using pakai bunga kenanga. Lima tangkai dari mahkota ini juga
melambangkangkan jumlah sila pancasila," sebut Lismiyanah Mujiono, sambil
menunjukkan busana dari salah satu partisipan kepada KabarBanyuwangi.co.id.
Dengan adanya penampilan busana pengantin adat daerah ini,
diharapkan mampu menggugah minat generasi muda untuk tidak meninggalkannya
begitu saja. Busana adat nusatara memiliki karakter tersendiri di masing-masing
daerah yang tak kalah saing dengan busana pengantin modern. (man)