
(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Sehari sebelum pementasan kolosal Gandrung Sewu 2025, sebanyak 1.400 penari mengikuti prosesi sakral Meras Gandrung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Jumat (24/10/2025).
Tradisi tersebut menjadi tahapan penting yang harus dilalui sebelum ribuan penari tampil di ajang Gandrung Sewu yang akan diselenggarakan,Sabtu (25/10/2025). Prosesi ini dipimpin gandrung senior legendaris Banyuwangi.
Dari ribuan penari yang terlibat,
sekitar 200 di antaranya datang dari luar Banyuwangi, seperti Malang, Kediri,
Gresik, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo, Bali, dan Situbondo.
Bahkan beberapa diaspora
Banyuwangi dari Sorong Papua, Sumatera Selatan, dan satu penari asal Amerika
Serikat ikut ambil bagian.
Dian Novita, penari tradisional
Indonesia di Amerika mengaku terharu dan merinding saat mengikuti ritual Meras
Gandrung.
“Meras Gandrung hari ini sangat
magis sekali. Saya sampai merinding karena ini pertama kalinya saya
menyaksikannya langsung,” ujar penari kelahiran Tegaldlimo, Banyuwangi ini.
Dia mengatakan, bersama penari
lainnya telah berlatih sangat keras dan siap memberikan penampilan terbaik pada
acara besok. “Tinggal istirahat yang cukup, makan teratur. Semoga semuanya
dilancarkan dan tidak ada halangan apapun,” tuturnya.
Senada dikatakan penari dari
Sorong, Papua Barat Daya, Tri Wahyu Puspitasari (20) yang datang bersama dua
rekan penarinya Debby Fidtriani Sukma (22) dan Tri Utami (21), mengaku
pengalaman pertamanya ikut prosesi Gandrung Sewu di Banyuwangi sangat berkesan.
“Setelah mengikuti prosesi Meras
Gandrung, jujur saya terharu dan merinding. Kami sengaja jauh-jauh datang ke
Banyuwangi hanya untuk merasakan suasana ini. Rasanya luar biasa menari bersama
ribuan penari dari Banyuwangi,” ungkapnya.
Bahkan mereka didukung Wakil
Bupati Sorong, Sutejo, beserta jajaran yang juga datang langsung ke Banyuwangi
untuk memberikan semangat.
“Kami didukung penuh oleh Pemkab
Sorong. Disini kami sekaligus belajar dari semangat masyarakat Banyuwangi yang
mampu menggelar event budaya sebesar ini hingga dikenal ke luar negeri,” ujar
dia.
Begitu pula yang diutarakan Fitriyatul
Sakila (19), penari asal Pasuruan. Ia datang bersama 24 rekannya untuk menari
di ajang Gandrung Sewu.
“Rasanya merinding dan tidak
menyangka bisa ikut prosesi ini. Harapannya besok acara berlangsung lancar dan
meriah,” ujarnya.
Ia mengaku, bisa tampil di ajang
Gandrung Sewu ini merupakan keinginannya sejak kecil. Bahkan Sakila belajar les
privat tari dan berlatih dengan tekun demi bisa lolos tampil di Gandrung Sewu.
“Saya belajar tari Gandrung lewat les privat. Saya tertarik, karena saya lihat tari Gandrung beda dari yang lain. Jadi saya ingin merasakan rasanya jadi penari Gandrung,” tutur Sakila. (humas/kab/bwi)