Salah satu penampilan peserta Lomba Patrol pada babak penyisihan. (Foto: Dok. Wowok Meriyanto)
KabarBanyuwangi.co.id - Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Hasan Basri sangat berharap peran aktif masyarakat dalam pelestarian kesenian Banyuwangi. Selama ini, pengembangan dilakukan oleh Pemerintah dengan bersumber dana dari Anggaran Pendapatan Daerah (APBD). Bentuknya adalah berbagai Fertival dan lomba-lomnba kesenian Banyuwangi, sifatanya pembinaan dan pengembangan
“Makanya saya sangat mengapresiasi, saat ada pihak swasta
mengambil alih atau berpartisipasi dalam pengambangan ini,” ujar Hasan Basri
kepada KabarBanyuwangi.co.id, Rabu (28/4/2021).
“Seperti dalakukan pemilik Waroeng Kemarang, Wowok Meriyanto
yang menggelar lomba Patrol. Mengingat tahun lalu tidak digelar akibat pandemi,
tahun ini diambilo Warung Kemarang dengan Protokol Kesehatan yang cukup ketat,” imbuhnya.
Hasan Barsi yang juga Wakil Kepala Sekolah SMPN 1
Banyuwangi ini menjelaskan, kesenian Banyuwangi itu adalah kesenian yang muncul
dan tumbuh berkembang dari rakyat.
Seperti kesenian Patrol, awalnya adalah bentuk kepedulian
warga Banyuwangi (Baca: Using) terhadap kamtibmas lingkungan. Juga kepedulian
terhadap tetangga saat bersantap sahur, maka lahirlah kesenian Patrol yang
multifungsi tersebut.
“Saat faktor kerakyatan ini dipertemukan dalam satu
kegiatan, maka muncullah kekuatan yang sangat tinggi. Kesenian tidak bertumpu
kepada pemerintah, namun tumbuh dan dikembangkan oleh rakyat. Ini suatu energi
positif dalam mengembangakan kesenian rakyat Banyuwangi,” tambah pria yang
akrab dipanggil Kang Son ini.
Kang Son berharap, partisipasi tidak saja dilalukan pengusaha
atau masyarakat di Banyuwangi kota dan wilayah utara, namun juga terjadi di
semua kawasan. Seperti Rogompi, Singojuruh, Srono, Genteng dan lain-lainya.
Sehingga gairah kerakyatan benar-benar bisa terwujud dan menjadikan roh
tersendiri dalam tumbuh-kembangnya kesenian Banyuwangi.
Keterangan Gambar : Hasan
Basri, Ketua DKB Saat memngapresiasi kegiatan Lomba Patrol. (Foto: Istimewa)
“DKB telah komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa (DPMD) Kabupaten Banyuwangi, alhamdulillah sudah ada hasilnya,” tambah
Kang Son.
Nomenklatur kegiatan pendampingan pembentukan Lembaga Adat
Desa yang tugasnya antara lain, mengembangkan, merencanakan, melaksanakan
kegiatan kesenian di desa-desa. Nanti sudah ada yang ngawal agar mempunyai
payung hukum berupa Perda (Peraturan Daerah,” imbuhnya.
Kang Son mengaku sudah melakukan diskusi terus menerus
dengan sejumlah pihak, termasuk kalangan Anggota DPRD Banyuwangi agar berperan
aktif mendorong terwujudnya program ini. Mengingat selama ini kegiatan kesenian
Banyuwangi, banyak bertumbu pada kekuatan dana APBD.
“Kalau kegiatan kesenian Banyuwangi direncanakan dan dianggarkan
lewat Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), insyaallah kesenian
Banyuwangi kembali tumbuh dari tanah pesemaian,” ujar Kang Son dengan rasa
optimis.
“Bulan Juni 2021 akan dilakukan Akreditasi Sanggar Seni
yang ada di Banyuwangi, sosialisasinya sudah dilakukan saat Pelatihan Tari Paju
Gandrung dalam mencari bibit penari laki-laki yang betul-betul berkarakter,”
pungkas Hasan Basri yang asli Mangir Rogojampi ini. (sen)