Lia dan Ita sedang dimediasi oleh Polisi yang sengaja diundang Ikawangi Kepri. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id – Solidaritas Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi) cukup tinggi, mereka selalu respon dan gerak cepat, manakala ada warga Banyuwangi dirantauan dalam kondisi tidak menyenangkan.
Seperti yang dilakukan Ikawangi Kepulauan Riau (Kepri), mereka mengurus seorang warga Genteng, Banyuwangi yang sudah 1,5 tahun terlantar dan jadi korban penganiayaan.
“Ceritanya beralawal dari Facebook 7 tahun lalu, ada anak dari Lampung bernama Ita bekerja di Tanjungpinang. Ita kenalan dengan Lia (nama samaran-Red), kemudian mengajak kerja di Tanjungpinang. Keduanya sepakat, Ita kemudian membelikan tiket pesawat dan menjemputnya di Batam,” kata Ketua Ikawangi Kepri, Nurry Argo Wiranto kepada KabarBanyuwangi.co.id, Rabu (26/5/2021).
Sebagaimana penuturan Lia kepada Nurry dan Anggota Ikawangi
Kepri, selama di Tanjungpinang ternyata tidak ada kejelasan kerja yang
dijanjikan. Akhirnya Lia bekerja sebagai pembantu rumah tangga, untuk membiayai
hidupnya selama di Tanjungpinang.
“Bahkan sempat berpindah-pindah tempat kerja, mulai dari Batam,
Bintan dan Kembali ke Tanjungpinang. Uang hasil kerja habis untuk makan berdua sehari-hari, serta membayar uang kost”, tambah Nurry.
Warga Banyuwangi, baik yang aparat terlihat
kompak membantu proses pemulangan Lia. (Foto: Istimwa)
Menurut penuturan Lia kepada pengurus Ikawangi Kepri, dia
sering dianaiaya oleh Ita akibat salah paham. Lia mengaku kalua pendengarannya
tidak normal, tetapi setiap pembicaraan ditanggapi emosional oleh Ita dan
sering memukul dan menganiaya dirinya.
“Setelah tidak kuat menjadi korban penganiayaan, Lia
meminta perlindungan kepada POMAl Tanjungpinang. Kebetulan petugas jaganya
anggota TNI AL asal Banyuwangi, kemudian menghubungi wakil saya di Ikawangi
Kepri. Saya pun akhirnya dibuhubungi, terus bergerak cepat menjemput Lia di
Pomal,” kata Nurry yang asli Sraten, Kecamatan Cluring ini.
Setelah ditampung di rumah Nurry yang juga dijadikan
Sekretariat Ikawangi Kepri, akhirnya banyak cerita dari Lia yang bisa dikorek.
Termasuk keinginan pulang ke Banyuwangi, tetapi tidak punya biaya. Lia yang
memberikan nomor Kakaknya yang ada di Papua, kemudian disambungkan lewat
Hendphone.
“Kakak Lia di Papua, meminta tolong kepada Pengurus
Ikawangi Kepri agar membantu memulangkan ke Genteng Banyuwangi. Tiket pesawat
juga langsung dikirim, teman-teman spontan juga mengumpulkan uang untuk
membantu kebutuhan lain seperti uang saku dalam perjalanan,” ujar Nurry.
Namun rencana pemulangan ternyata tidak mudah, karen Ita
yang mengetahui keberadaan Lia kemudian menyusul dan meminta agar Ita tidak
pulang, dia mengaku salah dan menyesal untuk tidak mengulangi.
“Bahkan Ita ini sempat mengacam bunuh diri, dengan
mengambil pisau di dapur dan ditusukan ke lehernya. Alamdulillanh berhasil
dibujuk istri saya, meski dengan susah payah. Ita juga terus mengiba, agar Lia
tidak pulang, padahal tiket sudah siap dan menunggu tes Antigen,” sambung Nurry.
Proses penjeputan Lia dari Pomal oleh Pengurus Ikawangi Kepri. (Foto:
Istimewa)
Pengurus Ikawangi sempat meminta bantuan Pomal dan Babin Kamtibmas,
untuk memediasi agar proses kepulangan Lia tidak terganggu. Namun berjalan
alot, bahkan pengurus Ikawangi harus berbagai tugas. Ada yang tetap mendapingi
Ita dan Polisi, Sebagian menyelinap segera membawa Lia ke Pelabuhan kemudian
lanjut ke Batam.
“Saya antar sendiri ke Pelabuhan, kemudian di Batam sudah
saya pesankan Ojek hingga Bandara. Saat tiba di Bandara Juanda Surabaya, juga
sudah saya pesankan Travel yang menjemput hingga diantara ke Genteng. Kebetulan
travelnya teman saya di Sraten, pagi tadi saya dapat telpon dari Lia yang
mengabarkan sudah bersama anak dan kelurganya,” jelas Nurry.
Dari peristiwa tersebut, Nurry berharap Pemkab Banyuwangi
selalu koordinasi dengan Ikawangi setiap melepas warganya yang akan merantau.
Harapnnya, agar bisa memantau jika terjadi piristiwa yang tidak diinginkan.
“Bagi siapapun yang membaca berita ini, kebetulan dekat
dengan Bupati Banyuwangi. Agar Bupati menginfokan kepada segenap kerawat desa
atau lurah, untuk menginformasi kepada seluruh warganya yang hendak bepergian
keluar kota atau daerah, bahwa di seluruh provinsi di Indonesia sudah ada
IKAWANGI sebagai duta atau kepanjangan tangan dari pemerintah Banyuwangi. Bisa
juga diberikan nomor telpon ketua IKAWANGI daerah yang dituju, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkas Nurry. (sen)