(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Palang Merah Indonesia (PMI) pusat dan Banyuwangi, didukung Palang Merah Amerika (Amcross) serta USAID terapkan rumah aman gempa (retrofitting) berbasis masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak empat rumah yang tersebar di Kelurahan Mojopanggung dan Kelurahan Tamanbaru diresmikan menjadi rumah aman gempa. Empat rumah tersebut direnovasi dengan cara memperkuat bangunan sebagai rumah tahan gempa.
Peresmian dihadiri oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah,
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi, dan Wakil Ketua
PMI Banyuwangi, Nurhadi, Selasa (25/5/2021).
“Rumah
ini di retrofitting karena memang kondisi awalnya tidak kuat,” kata Arifin saat
meninjau salah satu rumah yang telah diretrofitting di Jalan Kendang Kempul,
Kelurahan Mojopanggung, Banyuwangi.
Retrofitting
adalah perkuatan bagian-bagian rumah agar jauh lebih tahan dari goncangan
gempa. Ada sejumlah bagian rumah yang harus diperiksa kondisinya untuk kemudian
dilakukan perkuatan. Mulai dari dinding, tiang beton, ukuran pintu, atap,
hingga teras.
“Menguatkan
kerangka, dinding, itu semua dikaji sesuai dengan kondisi rumah
masing-masing.,” jelasnya.
Arifin
mengungkapkan, dipilihnya Banyuwangi menjadi lokasi percontohan rumah aman
gempa karena letak Kabupaten paling ujung Timur Pulau Jawa ini merupakan daerah
rawan gempa bumi. Apalagi terdapat zona megathrust yang memiliki potensi
bencana gempa bumi dan tsunami di selatan Pulau Jawa.
“Dua
daerah telah menjadi lokasi pemodelan penguatan rumah aman gempa, satu di Jawa
Barat yakni Sukabumi, dan Jawa Timur di Banyuwangi,” ucapnya.
Arifin
berharap ke depan Pemkab Banyuwangi menindaklanjuti dengan mengadakan sosialisasi
dan workshop kepada masyarakat.
“Sosialisasi
kepada masyarakat harus digalakan termasuk tukang-tukang itu harus dilatih agar
retrofitting bisa dilakukan,” ujarnya.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Ditambahkan
Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi, rumah aman gempa difokuskan di pemukiman
wilayah perkotaan yang rawan gempa. Karena selain berpenduduk padat,
karakteristik rumah diperkotaan saling berdekatan bahkan menempel.
Sehingga jika terdapat kerusakan karena gempa bumi dikawatirkan menimbulkan banyak korban. “Kecamatan Giri dan Kecamatan Banyuwangi ini daerah perkotaan yang rawan bencana gempa bumi,” katanya.
Nurhadi
menyebut saat ini PMI Banyuwangi gencar memberikan pelatihan kepada masyarakat
terkait standar operasional prosedur penyelamatan gempa bumi. Termasuk memberikan
pelatihan kepada tukang agar mereka bisa membangun bangunan tahan gempa.
“Tukang-tukang
disini telah kami latih, termasuk rumah ini dibangun dari tukang lokal dengan
menggunakan metode ferosemen dimana sudut-sudut dinding diperkuat dengan kawat
anyam,” tandasnya.
Sementara
itu, Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah mengungkapkan program ini merupakan
inovasi yang sangat bermanfaat bagi keselamatan warga ketika terdapat bencana
gempa bumi.
“Setidaknya
rumah yang telah diperkuat ini tidak mudah roboh sehingga warga yang di dalam
bisa menyempatkan untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Sugirah
melanjutkan, program dari PMI ini sejalan dengan bagian program pemkab dalam
menjaga keselamatan warganya. Maka dari itu pihaknya akan melakukan sosialisasi
dan workshop rumah aman gempa kepada masyarakat bersama PMI.
“Bahkan, ke depan bisa saja salah satu syarat perijinan bangunan jika memenuhi syarat tahan terhadap gempa,” pungkasnya. (Humas/kab/bwi)