Pegawai DPU Pengairan Banyuwangi mencatat aset daerah irigasi. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Pengairan Banyuwangi menerjunkan tim untuk mencatat seluruh aset daerah irigasi
yang tersebar di Bumi Blambangan.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mempertegas
kepemilikan aset Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Kepala DPU Pengairan, Guntur Priambodo melalui Sekretaris
Dinas, Reza Al Fahroby mengatakan, pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan
penelusuran dan mencatat aset.
"Tim yang dibentuk terdiri dari pegawai DPU Pengairan
dan Badan Pertanahan Nasional (BPN)," kata Reza, Kamis (4/5/2023).
Tim tersebut telah melakukan penelusuran dan pelaporan
hasil inventarisasi aset daerah irigasi di wilayah Kecamatan Kalibaru dan Glenmore.
Reza mengungkapkan kendala yang terjadi di lapangan. Salah
satunya, medan terjal yang harus dilalui, mengingat daerah geografis Banyuwangi
berupa dataran tinggi dan pegunungan pada hulu sungai.
"Pengambilan data pengukuran tergolong sulit karena akses
yang tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor, sehingga ditempuh dengan
berjalan kaki," kata dia.
Kendala lain yakni, petugas kesulitan mendapatkan sinyal di
lokasi pengambilan data. Sebab pengukuran aset menggunakan GPS Geodetik.
"Belum lagi kendala dengan baterai pada alat ukur,
sehingga sebelum melakukan pengukuran, segala sesuatunya harus dipersiapkan
dengan matang," tambahnya.
Reza menguraikan, saat pengukuran terdapat panjang yang
bervariasi pada tiap-tiap daerah irigasi. Seperti halnya daerah irigasi
Kalibaru Manis Kanan, adalah yang terpanjang di wilayah Korsda Glenmore.
"Daerah irigasi Kalibaru Manis Kanan masuk wilayah
Kecamatan Kalibaru, memiliki panjang 5.045 meter," ujarnya.
Meski harus melalui banyak rintangan, tim yang diterjunkan
mampu melakukan inventarisasi melalui pengukuran daerah irigasi di wilayah
Kecamatan Kalibaru dan Glenmore. Itu dikerjakan selama satu minggu.
"Di dua kecamatan tersebut terdapat 15 daerah irigasi
yakni, Kempit II, Kempit I Ka, Kempit I Ki, Krupuk, Manggis, Ontobogo I,
Ontobogo II, Sepanjang I, Sepanjang II, Barumanis Ka, Barumanis Ki, Kajar Ka,
Kajar Ki, Pakem, dan Sarbanti," bebernya. (fat)