Kasus Positif Klaster Hajatan Bertambah Menjadi 36 Orang, Satu Meninggal DuniaSatgas Covid-19 Banyuwangi

Kasus Positif Klaster Hajatan Bertambah Menjadi 36 Orang, Satu Meninggal Dunia

Petugas melakukan tracing di Desa Wringin Pitu. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Pasca ditemukannya klaster hajatan di Dusun Ringinsari, Desa Wringin Pitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Tim Satgas Penanganan Covid-19 terus berupaya melakukan upaya tracing kepada seluruh kontak erat yang dinyatakan positif Covid-19.

Sebelumnya, pada klaster ini ditemukan 25 warga positif Covid-19. Hasil tracing lanjutan yang dilakukan oleh Tim Satgas, mendeteksi adanya tambahan 9 warga lagi yang terjangkit Covid-19. Tercatat hingga Rabu (16/6/2021) sore, sudah ada 36 orang yang dinyatakan positif Covid-19 pada klaster ini.

Dari puluhan warga yang terjangkit virus corona tersebut, 4 orang hingga kini masih dirawat di ruang isolasi rumah sakit, 25 orang masih menjalani isolasi mandiri, 6 warga sudah dinyatakan sembuh, sementara satu orang warga telah meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga :

Satu warga yang meninggal dunia ini merupakan seorang wanita berusia 50 tahun dengan komorbid gejala hipertensi dan diabetes.

“Kondisi warga yang meninggal ini sebenarnya baik-baik saja. Dari keterangan suami, saat mengikuti tracing pada Selasa pagi, korban dalam keadaan baik namun korban mengeluh sesak nafas pada sore harinya hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Korban ada riwayat penyakit diabetes dan hipertensi,” kata dr Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi.


Mobil jenazah yang mengangkut korban Covid-19 klaster hajatan. (Foto: Istimewa)

Untuk mendeteksi penyebaran klaster hajatan ini, Tim Satgas Penanganan Covid-19 yang sebelumnya hanya melakukan tracing di Dusun Ringinsari yang menjadi tempat awal ditemukannya klaster, tracing kini telah disebar ke dua dusun lain dalam satu desa. Yakni ke Dusun Bayatrejo dan Dusun Ringin Anom. “Hingga saat ini, sudah ada 186 kontak erat di tiga dusun tersebut sudah di tracing oleh petugas,” tambah Rio.

Tak menutup kemungkinan, tracing akan terus diperluas untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 pada klaster hajatan ini. Seperti diketahui, deteksi awal pada klaster hajatan ini muncul setelah ditemukannya satu orang warga yang baru saja menghadiri hajatan pada akhir Mei lalu ternyata terpapar Covid-19.

Selain terus melakukan upaya tracing, petugas juga rutin setiap harinya melakukan penyemprotan desinfektan di rumah-rumah warga dan pusat keramaian. Untuk sementara, pihak Satgas Covid-19 Kecamatan Tegaldlimo juga memberlakukan lock down lokal di Dusun Ringinsari sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. (man)