Kawasan Ekosistem Esensial Teluk Pangpang (Foto: instagram.com/telukpangpang.id)
KabarBanyuwangi.co.id - Tak banyak orang yang tahu, salah satu kawasan di Kabupaten Banyuwangi ternyata menyimpan kekayaan sumber daya hayati yang luar biasa.
Penasaran? Ya, tempat tersebut adalah Teluk Pangpang yang terletak di dua kecamatan, Muncar dan Tegaldlimo. Di kawasan seluas 3 ribu hektar ini terdapat hutan mangrove yang begitu luas dan terjaga kelestariannya. Bahkan di tempat ini terdapat habitat burung yang dilindungi sekaligus sebagai tempat jujugan burung yang melakukan migran di bulan-bulan tertentu.
Kawasan Teluk Pangpang telah ditetapkan sebagai kawasan
ekosistem esensial (KEE) oleh Gubernur Jawa timur beberapa waktu yang lalu.
"Teluk Pangpang ini memang memiliki potensi yang
bagus. Ekosistem kawasan ini adalah ekosistem penting bagi pelestrian keragaman
hayati, karena di Teluk Pangpang ini memiliki hutan mangrove yang bagus serta
terdapat habitat burung dilindungi. Dari sisi ekonomi, masyarakat sekitar
memanfaatkan kawasan ini sebagai sumber pendapatan," kata Direktur ARuPA,
Edi Suprapto saat melakukan internalisasi Rencana Aksi KEE Teluk Pangpang di
salah satu hotel di Banyuwangi, Selasa (19/1/2021).
Saat ini, lanjut Edi, Aliansi Relawan untuk Penyelamatan
Alam (ARuPa) dan USAID BIJAK bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tengah
menyusun kerangka kerja untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan ini.
Masyarakat sekitar kawasan juga dilibatkan.
"Kami telah membentuk forum yang terdiri dari beberapa
instansi terkait. Selanjutnya kami mendorong penguatan forum, penguatan di
dalam rencana aksi pengelolaan Teluk Pangpang, serta memperkuat masyarakat
pemanfaat Teluk Pangpang," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Muhammad Imron sebagai salah satu narasumber dalam
loka karya tersebut mengatakan, Teluk Pangpang merupakan kawasan wetland atau
lahan basah yang didominasi oleh hutan mangrove.
Selain itu, menurutnya, kawasan ini bisa menjadi salah satu
destinasi wisata alam unggulan Banyuwangi. Selain memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi, tempat ini juga menjadi tempat burung migran. Tentu, kata Imron,
hal ini menjadi daya tarik tersendiri.
“Burung migran menjadi keuntungan tersendiri. Banyak yang
bermigrasi di teluk Pangpang. KEE konsepnya pemanfaatan yang lestari. Ini menjadi
keuntungan bagi Banyuwangi yang saat ini fokus pengembangan sektor
pariwisata," ucapnya.
Imron mengatakan, ada beberapa spesies burung migran yang
sering singgah ke Teluk Pangpang. Diantaranya,
burung dara laut biasa (Sterna hirundo), burung dara laut jambul
(Thalasseus bergii), burung Gajahan Erasia (Numenius arquata), burung Gajahan
Penggala (Numenius phaeopus), burung Cangak Besar (Ardea alba) dan Bangau
Tongtong (Leptoptilos javanicus).
"Burung-burung tersebut biasa singgah di Teluk
Pangpang pada bulan November hingga Bulan Februari,” sebutnya.
Sementara itu, Kasubid Tata Ruang Badan Bappeda Banyuwangi
Rudiyanto mengatakan, kawasan Teluk Pangpang memang memiliki fungsi konservasi
untuk melindungi keragaman hayati sekaligus penghasil oksigen untuk
keberlangsungan hidup.
“Selain itu, kawasan tersebut juga menjadi salah satu
penghasil oksigen dan menyerap CO2 untuk mengurangi emisi rumah kaca.
Harapannya, hutan bakau ini dapat mengurangi dampak perubahan iklim akibat
global warming,” jelasnya.
Pemerintah dalam hal ini, kata Rudiyato, mendukung penuh,
membuka ruang seluas-luasnya untuk destinasi wisata. Teluk Pangpang sendiri,
menurutnya, akan dijadikan kawasan ekonomi esensial Teluk Pangpang sebagai
kawasan Ijen Geopark.
"Kita siapkan teluk pangpang sebagai kawasan Ijen
Geopark. Akan kita ajukan ke Unisco Global Geopark. Dengan demikian, Teluk
Pangpang bisa menjadi destinasi wisata alam yang memiliki daya tarik, tidak
hanya wisatawan local melainkan juga wisatawan mancanegara,” pungkasnya. (fat)