Minim Alat, Satu Calon Penumpang Bisa Antre GeNose Dua JamPelabuhan ASDP Ketapang

Minim Alat, Satu Calon Penumpang Bisa Antre GeNose Dua Jam

Terlalu lama menunggu layanan GeNose, sejumlah calon penumpang ketiduran. (Foto: Firman)

KabarBanyuwangi.co.id - Tes cepat Covid-19 GeNose masih menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan surat bebas Covid-19 sebagai dokumen persyaratan mereka sebelum menyeberang ke Pulau Bali.

Ruang layanan GeNose di Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi selalu ramai dipadati calon penumpang kapal yang hendak kembali ke perantauan. Harga GeNose yang relatif terjangkau seharga Rp 40 ribu menjadi alasan calon penumpang rela mengantre berlama-lama.

Karena hanya ada dua alat yang tersedia pelabuhan, yang mengakibatkan satu calon penumpang harus menunggu sekitar 2 jam lebih untuk mendapatkan hasil dari tes GeNose tersebut.

Baca Juga :

“Lama sekali antriannya, sudah ada dua jam ini saya belum dipanggil-panggil. Pilih GeNose karena budget lebih murah ya dari pada antigen,” kata Ainul Yakin, pemudik asal Banyuwangi, Senin (24/05/2021)


Calon penumpang antre menunggu giliran untuk mendapatkan pelayan kesehatan GeNose. (Foto: Firman)

Saking lamanya, tak sedikit calon penumpang sampai tertidur pulas saat mengantre di ruang tunggu pelabuhan. Minimnya alat ini sebelumnya juga diakui oleh petugas GeNose Kimia Farma di Pelabuhan ASDP Ketapang.

“Jumlah calon penumpangnya banyak, kita memang kewalahan melayani arus balik ini. Alatnya juga hanya dua di sini, sementara yang mau tes GeNose sangat banyak,” kata Luvi Dwi Krisdayanti, salah satu petugas GeNose beberapa waktu lalu.

Tidak sedikit calon penumpang kapal terpaksa menggunakan rapid tes antigen karena ruang layanan GeNose di pelabuhan penuh antrean. Padahal untuk melakukan rapid tes antigen, calon penumpang harus merogoh kocek seharga Rp 150 ribu.

“Saya tadi pakai rapid tes antigen karena GeNose antri lama, biayanya Rp 150 ribu. Lebih mahal dari tiket bus maupun kapalnya, ini membebani kami sebenarnya, apalagi di massa ekonomi sulit karena pandemi,” kata Nisti, pemudik asal Tegal Jawa Tengah yang hendak menuju Singaraja, Bali.

Pantauan di pintu masuk Pelabuhan ASDP Ketapang, kendaraan pribadi, maupun angkutan bus berisi penumpang terus mengalir masuk ke Pelabuhan.

Dari data posko Lebaran ASDP Ketapang sejak H+1 lebaran hingga saat ini, sudah ada 73.311 penumpang yang diseberangkan ke Pulau Bali. Meski terpantau ramai, namun sejauh ini pemudik belum sepenuhnya kembali ke Pulau Bali.


Petugas memeriksa surat Covid-19 ke para calon penumpang yang akan menyeberang ke Bali. (Foto: Firman)

Melihat data arus mudik sejak H-15 hingga H-1 Lebaran lalu, jumlah penumpang dari Bali menuju Jawa yang mencapai 145.630 penumpang, berarti hingga saat ini baru 50,34 persen pemudk yang sudah kembali ke perantauan pasca libur Lebaran tahun ini.

Sementara untuk jumlah kendaraan dibandingkan data arus mudik sebelum Lebaran lalu juga belum sepenuhnya kembali ke Pulau Bali. Data H+1 lebaran hingga saat ini baru ada 24.893 kendaraan yang kembali ke Pulau Bali pasca libur Lebaran.

Padahal jika melihat data arus mudik periode H-15 hingga H-1 Lebaran lalu, jumlah kendaraan yang diseberangkan dari Bali ke Pulau Jawa bisa mencapai 57.748 kendaraan. Mengantisipasi gelombang pemudik kembali ke Pulau Bali yang terus mengalir, ASDP tetap mengoperasikan 31 kapal dari 52 kapal yang disiagakan. (man)