(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali berkantor di desa. Kali ini, Ipuk berkantor dan berkeliling seharian di Desa Kemendung, Kecamatan Muncar. Kamis (27/5/2021).
Selain membantu menuntaskan urusan warga desa, mulai administrasi kependudukan, usaha mikro, pendidikan, sampai jaminan sosial; Ipuk juga membahas program skala kabupaten.
Dari Balai Desa Kumendung, Ipuk
memimpin rapat penyiapan gerakan jemput bola menjelang masa Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) yang dibuka awal Juni.
Rapat itu dikuti Dinas Pendidikan,
Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Koordinator Wilayah (Korwil)
Pendidikan tingkat kecamatan, Kepala SD dan SMP Negeri di 150 titik melalui
virtual.
"Ini harus menjadi perhatian
kita semua. PPDB adalah fase krusial. Kita harus bantu pelajar dari keluarga
tidak mampu agar tidak putus sekolah," kata Ipuk.
Bupati Ipuk mengatakan, pandemi
Covid-19 berpotensi meningkatkan angka anak putus sekolah. Karena kondisi
ekonomi kekuarga berubah saat pandemi. Banyak faktor yang bisa menjadi
pemicunya.
“Ada anak yang diminta bantu orang
tua bekerja. Belum lagi kalau kita bicara akses internet untuk mendaftar PPDB,
maka kita jemput bola mereka,” ujar Ipuk.
“PPDB ini sistem, di situ ada
mekanisme yang harus dicermati, seperti pagu sekolah, kemudian harus buka
website PPDB. Untuk buka website saja, kan keluarga kurang mampu bisa jadi
kesulitan. Makanya harus jemput bola, harus kita dampingi,” tegas Ipuk.
Ipuk mengatakan, kepala sekolah
tidak bisa bergerak sendiri. Harus kerja sama dengan camat dan desa, juga tentu
struktur dinas pendidikan sampai terbawah. “Warga juga bisa membantu
menginfokan bila ada tetangga yang belum daftar PPDB," tambahnya.
Ipuk mengawali gerakan jemput bola
PPDB dengan mendatangi rumah Supiyati, seorang nenek yang mengasuh cucunya
bernama Irmawati. Irmawati dijemput Ipuk dan dipastikan didampingi untuk masuk
SMPN 3 Muncar.
"Seperti saat saya jemput adik
Irmawati dari desa ini yang teridentifikasi akan putus sekolah, dan dibantu
melalui jalur afirmasi. Nanti teman-teman dinas juga datangi yang lain, bawa
laptop, pastikan daftar dan sukses," urai Ipuk
Ipuk meminta kepala sekolah jangan
hanya tahu siswanya lulus, tapi pastikan lulusannya bisa melanjutkan ke sekolah
sesuai jenjangnya. "Misalnya kepala SD, yang lulus sekian, sisir semua
harus lanjut SMP sederajat. Bila ada kendala, koordinasikan dengan dinas dan
camat,” papar Ipuk.
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi. “Kita harus maksimal laksanakan proses afirmasi dalam PPDB, yaitu untuk keluarga kurang mampu dan adik-adik penyandang disabilitas. Minimal 15 persen," kata Suratno.
Dalam PPDB tahun ini terdapat empat jalur. Pertama, jalur zonasi 50 persen untuk pelajar di wilayah sekitar sekolah. Kedua, jalur prestasi 30 persen. Ketiga, jalur afirmasi untuk pelajar kurang mampu 15 persen. Keempat, jalur perpindahan tugas orang tua/wali 5 persen. PPDB Banyuwangi akan dimulai pada 7 Juni 2021 untuk SMP dan 10 Juni untuk SD. (Humas/kab/bwi)