Nur Hidayati sedang menjemur ikan Lemuru. (Foto: Yusuf Sugiyono)
KabarBanyuwangi.co.id - Diakui atau tidak, hasil olahan makanan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), memang tak kalah saing baik dari segi cita rasa maupun tampilanya, dibandingkan masakan restoran yang cukup menguras kantong.
Begitu juga dengan hasil olahan Nur Hidayati (38) yang berlokasi di Dusun Kabatmantren, Desa Winginputih, Kecamatan Muncar. Di dapur produksinya, Nur sapaan akrabnya, mencoba mengolah ikan Lemuru menjadi olahan Dendeng yang nikmat nan menarik.
Dengan harapan agar supaya minat konsumen baik dari daerah
ia berasal maupun dari luar daerah semakin tertarik untuk menikmatinya.
Nur mengaku Dendeng Lemuru olahanya yang dimasak sendiri
dengan resep rahasianya, saat ini mulai diterima pasar dari kolega kerjanya,
baik di Banyuwangi atau bahkan di luar daerah.
"Sejak 6 bulan yang lalu saya mencoba produksi Dendeng
Lemuru dan saya pasarkan di Lingkungan kerja saya. Kebetulan saya juga pendidik
di Madrasah Aliyah Darussalam. Lewat perkumpulan guru saya mencoba menawarkan,
Alhamdulillah diterima dan diminati," ungkap Nur.
Menurut Nur, dirinya memilih bahan baku ikan Lemuru dengan
berbagai alasan, diantaranya ikan yang melimpah di Kecamatan Muncar, selain itu
ikan Lemuru diyakini memiliki kadungan omeganya yang sangat tinggi.
"Saya pilih ikan Lemuru sebagai bahan baku dikarenakan
Lemuru disini melimpah. Muncar sebagai pelabuhan ikan terbesar kurang dihargai Lemuru,
sehingga bahan murah dan kandungan gizinya tinggi," imbuhnya.
Dirinya mengatakan, Dendeng yang diolahnya memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya harga yang terjangkau, rasa khas dan
pengolahannya masih menggunakan cara tradisional.
"Dendeng saya sangat terjangkau harganya,rasa khas
dengan tehnik olahan tradisional dengan tetap higienis dan terjaga,"
tuturnya.
Keterangan Gambar : Olahan
Dendeng Lemuru yang sudah dikemas. (Foto: Yusuf Sugiyono)
Selain Dendeng Lemuru, Nur juga mengembangkan olahan UMKM lain
di rumah produksinya "Dapur Mak'e" dengan tambahan varian olahan diantaranya,
Sambel Cumi, Sambel Teri, Abon Sapi, Abon Lele, Abon Tuna, dan juga Ayam dengan
2 rasa, pedas dan original.
Selain itu juga berusaha mengembangkan pasarnya ke beberapa
daerah luar Banyuwangi, melalui keluarga dan jaringan sekolah saat menjadi
Mahasiswa STAIN Tulungagung.
"Saya juga menambah variant beberapa produksi
diantaranya Sambel Cumi, Sambel Teri, Abon Tuna, Abon Lele dengan dua varian
rasa pedas dan original. Semua tanpa pengawet bisa bertahan 2 minggu. Saya
kembangkan pasar juga lewat jaringan medsos, saudara dan teman teman semasa
kuliah dulu, beberapa teman dari Sidoarjo dan Tulungagung juga memesan,
Alhamdulillah," kata Nur.
Dari hasil kerja kerasnya, saat ini Nur mengaku usahnya
menjadi tumpuan keluarga. Pihaknya berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi
dengan program UMKM nya bisa memperhatikan usaha home industri seperti dirinya.
Selain itu, dirinya juga berharap akses kemudahan
permodalan serta kemudahan kepengurusan IRT, agar usahanya lebih bisa merambah
pasar luas dan mampu membuka lapangan kerja.
(Penulis: Yusuf Sugiyono Pegiat Wisata Songgon)