Anggota Ikawangi Kepri kompak gotong royong membuat jenang. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id
- Sebagai bagian dari upaya ‘nguri-nguri’ tradisi leluhur,di manapun
berada tetap bisa dilakukan. Seperti yang warga asal Banyuwangi yang tinggal di
Kepulau Riau (Kepri), mereka patungan membuat Jenang atau dodol dari tepung
beras secara gotong royong, menyambut datangnya Idul Fitri.
“Kegiatan ini sudah berlangsung kedua kalinya, setiap 5 hari menjelang lebaran. Kebetulan dua tahun terakhir, juga banyak yang tidak mudik,” ujar Nuri Argo Wiranto, Ketua Ikawangi Kepri kepada KabarBanyuwangi.co.id.
“Mas Harry, Wakil Ketua dan Mas Wawan Humas Ikawangi Kepri,
mengajak warga Ikawangi yang rela urunan membuat jenang dari tapai beras.
Akhirnya terkumpul dana sekitar Rp 5,2 juta,” imbuhnya.
Nuri yang asli Desa Sraten Kecamatan Cluring ini menambahkan, kekompakan warga Banyuwangi dalam bergotong royong, menjadi kekaguman tersendiri bagi warga rantau lain dan warga asli Kepri. Mereka banyak yang penasaran ingin merasakah kelejatan Jenang, ternyata memang sangat puas.
Keterangan Gambar : Tua
muda bersatu padu saat proses pembuatan jenang. (Foto: Istimwa)
“Rencananya tahun depan, akan saya tingkatkan menjadi jenis usaha sendiri Ikawangi Kepri. Ini market tersendiri, karena sebelumnya juga sudah kita coba dan banyak yang mau pesan. Sedang untuk kegiatan kali ini, akan dibagi rata kepada yang iuaran dan ikut gotong royong,” tambah Nuri.
Kekompakan warga Banyuwangi di Kepri, memang patut diacungi
jempol. Mereka berkumpul sejak pukyul 16,00 WIB, hingga selesainya membuat Jenang
pada pukul 11 malam.
“Sebagai mana tradisi kampung asal, mereka yang membuat
Jenang adalah kaum laki-laki. Dibutuhkan tenaga kuat, untuk mengaduk adoanan
yang tambah lama semakin lengket,” ujar Mohammad Ahwan, atau Wawan, Humas
Ikawangi Kepri.
Ibu-ibu ada di lokasi rumah H. Azis yang juga warga
Ikawangi, menyiapkan makanan dan minuman selama proses pembuatan jenang,”
imbuhnya.
Keterangan Gambar : Demi
lestarinya sebuah tradisi, warga kompak mulai sore hingga tengah malam. (Foto:
Istimewa)
Tape beras ketan yang digunakan mencapai 30 Kilogram dan
tepung beras ketan juga 30 kilogram. Sebelum proses pengadukan, selama 4 hari
sudah melalui proses membuat tapai.
“Selain ada iuran, juga secara spontan warga menyumbang
logistik selama proses pembuatan jenang,” ujar Wawan yang asli Desa Sukorejo,
Kecamatan Bangorejo, kepada KabarBanyuwangi.co.id.
“Keguyuban inilah yang membuat kagum warga lain, makanya bila
ditingkatkan menjadi usaha ekonomi, tentu akan disambut positif warga Ikawangi
Kepri. Selain bisa meningkatan kesejahteraan anggota, juga menjadi ladang
promosi makanan khas Banyuwangi di tanah rantau,” imbuh wawan mengakhiri
pembicaraannya. (sen)