(Foto: humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id – Program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) yang digeber Kabupaten Banyuwangi sejak 2022 kembali dilanjutkan.
Selain berfungsi menjaga daerah aliran sungai (DAS), program yang masuk TOP 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur tahun 2023 tersebut, juga diperluas ke sektor wisata.
Sekardadu merupakan program kolaboratif yang melibatkan lintas sektoral
termasuk pelajar dari semua tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi, dan pondok pesantren, untuk bersama-sama merawat
kebersihan sungai yang ada di sekitar lingkungannya.
“Tujuan dari program ini masih sama, menjaga dan merawat kebersihan sungai.
Mulai daerah tangkapan air mulai hulu hingga hilir,” kata Bupati Banyuwangi
Ipuk Fiestiandani, saat kick off Sekardadu di Wisata Jopuro, Kampunganyar, Kecamatan
Glagah, Rabu (6/3/2024).
“Sekardadu mendorong kesadaran masyarakat terhadap kelestarian alam, agar
ekosistem terjaga dengan baik,” imbuhnya,
Selain merawat aliran sungai melalui program Sekardadu, diharapkan bisa
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Seperti di kawasan aliran
sungai Jopuro yang menjadi destinasi wisata air.
Wisata Jopuro memanfaatkan sumber mata air Sumber Mengarang, yang berfungsi
sebagai perairan sawah dan sumber air bersih untuk HIPPAM.
Jopuro memiliki saluran irigasi yang airnya jernih dan dimanfaatkan
masyarakat menjadi destinasi wisata pemandian alami dengan landskap yang sejuk
dan asri.
Jopuro juga dijadikan lokasi edu-ekowisata alam yang dapat memberikan
edukasi kepada anak-anak maupun Masyarakat sekitar tentang keanekaragaman
hayati.
Ipuk mengatakan Jopuro dapat menjadi pilot plan Pembangunan destinasi
wisata sumber daya air, yang dapat memberikan manfaat ekonomi tanpa merusak
kelestarian alam.
"Jadi tidak hanya merawat daerah aliran sungai, tapi juga bisa
berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Diharapkan dengan Sekardadu akan
muncul Jopuro-Jopuro baru di Banyuwangi," tambah Ipuk.
Ditambahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, Guntur Priambodo,
melibatkan hingga 141 Sekolah mulai SD hingga perguruan tinggi, dengan jumlah
kader 272.780 siswa. Panjang aliran sungai yang dirawat mencapai 35 ribu meter.
Program ini mengedukasi para pelajar dan mahasiswa secara aktif bagaimana
menjaga kebersihan sungai dan lingkungannya. Mereka diangkat sebagai “Duta
Sekardadu” dan bertugas mengajak teman maupun masyarakat untuk bersama-sama
merawat daerah aliran sungai (das) di lingkungannya.
Di program Sekardadu juga melibatkan masyarakat untuk melakukan kerja bakti
bersih sungai, menanam tanaman di pinggiran sungai, serta penyebaran bibit ikan
yang ikut menjaga ekosistem sungai.
Kini Sekardadu menargetkan memperluas radius menjadi 2 km dari sungai atau
saluran, sehingga lebih banyak lembaga pendidikan terlibat.
Tahun 2024, terang Guntur, Sekardadu juga akan menerapkan mekanisme
monitoring melalui sistem aplikasi untuk mempermudah pengawasan dan
meningkatkan keaktifan lembaga pendidikan dalam menjalankan program.
"Dengan demikian memudahkan untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan program," ujar Guntur. (humas/kab/bwi)