(Foto: Humas/kab/bwi)
KabarBanyuwangi.co.id - Setelah melakukan pendampingan pengolahan sampah laut di Pantai Pulau Merah, kini Non-Governmental Organization (NGO) lingkungan hidup, Greenation bersama nelayan mengelola sampah laut di Pantai Pancer Banyuwangi.
Greenation merupakan organisasi lingkungan hidup non profit yang fokus pada isu pengelolaan sampah, utamanya sampah anorganik laut, yang bermaskas di Bandung. Dalam mengelola sampah laut, mereka membentuk EcoRanger yang di dalamnya terdiri dari 15 aktivis lingkungan.
“Terima kasih kepada tim Ecoranger
yang terus berkomitmen melakukan pendampingan pengelolaan sampah laut di
Banyuwangi. Setelah di Pulau Merah, kini mereka bergeser mendampingi nelayan
Pancer. Kami turut senang banyak pihak yang terus mendukung upaya Banyuwangi
mengurangi sampah laut,” kata Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, Minggu
(12/9/2021).
Wabup Sugirah sendiri, sebelumnya
hadir dalam peresmian program Fishing For Litter (FFL) (mengambil sampah di
laut) pada 7 September 2021 lalu. Program tersebut diresmikan Project
Coordinator Greenation Foundation, Nur Almira Rahardian, di Kantor
Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai (IPPP) Pancer, Kecamatan Pesanggaran.
“Saya salut dengan komitmen mereka
yang tinggi terhadap masalah persampahan laut. Kita berharap dengan
berkurangnya sampah, ekosistem laut tetap terjaga, sehingga produksi ikan di
laut Banyuwangi melimpah,” kata Sugirah.
Ecoranger sendiri telah melakukan
program pengelolaan sampah di kawasan destinasi wisata Pulau Merah
dengan melibatkan masyarakat setempat sejak 2018 hingga sekarang.
Setelah dua tahun berkiprah, kini mereka mulai mengajak nelayan Pantai Pancer
untuk terlibat dalam upaya pembersihan laut.
“Ini merupakan upaya mengurangi
sampah plastik di laut dan pesisir dengan memberdayakan nelayan. Pancer menjadi
pilot project karena di daerah ini sudah ada kelompok nelayan yang memulai
aktivitas FFL. Jadi kami ingin memperkuat pemberdayaannya,” kata Almira.
(Foto: Humas/kab/bwi)
Dalam pelaksanaannya, tim EcoRanger
Banyuwangi membina 60 nelayan di Dusun Pancer untuk mengelola sampah. Mulai
dari mengajak mereka mengambil dan meminimalisir sampah di laut hingga
memilahnya saat di darat.
“Kami ajak mereka untuk melakukan
praktik perikanan yang ramah lingkungan. Misalnya, sampah yang mereka temui
saat menjaring atau memancing ikan harus diambil dan dibawa pulang ke
darat. Begitu juga sampah yang mereka hasilkan sendiri, seperti kertas atau
plastik pembungkus nasi, pancing, atau jaring bekas, semua harus dibawa pulang
untuk dipilah dan dikelola,” kata Almira.
Sampah yang mereka hasilkan
kemudian dimasukkan ke dropping point, ditimbang oleh tim EcoRanger,
selanjutnya diangkut dan dikelola di Sentra Kelola Sampah di kawasan destinasi
wisata Pulau Merah yang letaknya tak jauh dari Dusun Pancer.
“Nanti setiap bulan akan ada
insentif bagi kelompok yang menghasilkan sampah paling banyak. Insentif ini
bisa mereka kelola untuk kesejahteraan bersama. Sehingga kegiatan ini juga
memberikan nilai ekonomis bagi nelayan. Ini reward untuk mereka yang telah
berkontribusi mengurangi sampah di laut dan pesisir,” kata Almira.
Mereka juga akan dibekali pelatihan
terkait kelembagaan, mulai dari pembentukan kelompok, cara membuat laporan,
hingga rencana anggaran biaya (RAB).
“Harapannya kelompok ini bisa
menjadi embrio Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang jelas legalitasnya, sehingga
para nelayan bisa mudah mengakses program-program dari pemerintah,” lanjut
Almira.
Program ini disambut baik oleh para nelayan Pancer, salah satunya Efendi. Dia mengaku sangat antusias dengan program pengurangan sampah tersebut. “Dengan senang hati akan ikut membersihkan laut dari sampah. Karena saya ingin Pancer tetap bersih,” kata Efendi. (Humas/kab/bwi)