Perangkat Desa Wonosobo, menggali informasi dari pihak keluarga dua pekerja migran yang dikabarkan disiksa di Myanmar. (Foto: Istimewa)
KabarBanyuwangi.co.id - Baru-baru ini muncul kabar tentang dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, mendapat perlakuan kasar di tempat perantauan.
Sekretaris Desa Wonosobo, Rudi Siliworo Putro saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu (24/5/2023), membenarkan kabar tersebut. Bahkan dia mengaku telah mendatangi rumah mereka.
"Benar, keduanya adalah warga kami, beralamat di
Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo," kata Rudi.
Rudi menyebutkan nama dua warganya tersebut. Yakni,
Muhammad Ilyas dan Muhammad Sugiantoro. Usia mereka masih terbilang muda.
Rudi menceritakan informasi yang telah ia terima dari
pihak keluarga kedua pemuda tersebut. Menurutnya, Ilyas sudah menikah.
Sementara Sugiantoro masih lajang dan tinggal bersama orang tuanya.
Awalnya kedua pemuda Ilyas dan Sugiantoro itu kebingungan
pekerjaan. Kemudian, suatu hari mereka didatangi dua orang kenalannya berinsial
B dan S menawari pekerjaan di Thailand. Biaya yang diminta waktu itu Rp 10 juta
per orang.
Karena dirasa biayanya murah dan tidak ribet mereka pun
kepincut. Apalagi agen itu membawa embel-embel keberangkatan dilakukan secara
resmi.
Ilyas dan Sugiantoro berharap dengan bekerja di luar
negeri nasib keduanya bisa berubah lebih baik. Akhirnya mereka memutuskan
berangkat ke luar negeri pada Oktober 2022 lalu.
"Istri saudara Ilyas dan orang tua Sugiantoro sempat
keberatan. Namun keduanya memaksakan untuk berangkat," sambungnya.
Harapan bekerja di tempat yang layak rupanya hanya buaian
semata. Ilyas dan Sugiantoro justru dibawa ke perbatasan Myanmar dan dijadikan
scammer. Disana, mereka dipaksa bekerja bahkan disekap dan juga disiksa.
Kabar mereka disiksa ini diketahui setelah adanya
unggahan salah satu akun di media sosial TikTok. Dalam video yang beredar,
mereka meminta bantuan kepada Presiden RI Joko Widodo. Video tersebut trending
dan menjadi atensi publik.
"Keluarga meminta agar kedua pemuda tersebut kembali
dengan selamat dan utuh," tegas Rudi.
Dua
pria asal Desa Wonosobo, Srono, Banyuwangi yang mengaku sebagai PMI (Pekerja
Migran Indonesia) di Myanmar. (Foto: Istimewa)
Pihak desa juga berupaya semaksimal mungkin untuk
mendampingi pihak keluarga. Rudi juga mengimbau keluarga lebih berhati-hati dan
jangan gampang percaya kepada orang yang baru dikenal.
"Karena dalam posisi seperti ini rawan untuk
dimanfaatkan. Jadi harus dikonsultasikan dan hati-hati," ujarnya.
Sejauh ini, masih kata Rudi, Pemdes telah berkoordinasi
dengan Camat, Disnakertrans Banyuwangi, termasuk dengan aparat penegak hukum
(APH) untuk mengusut agen penyalurnya.
"APH akan menindaklanjuti dalam hal aspek pidananya.
Yakni penipuan dan perdagangan manusia," bebernya.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Pos Pelayanan
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto mengaku
telah menerima informasi tersebut. Dia juga mengetahui informasi itu dari
Tik-tok.
"Kami sudah tindak lanjuti dan kami sudah
menyampaikan ke KBRI Myanmar. Sementara masih menunggu hasilnya,"
tambahnya.
Sembari menunggu hasil penanganan KBRI, kata Fery, P4MI
terus berkomunikasi secara intens dengan pihak keluarga bersangkutan. (fat)