Kantor Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro. (Foto: Tangkapan layar, http://bulusari.desa.id/#)
KabarBanyuwangi.co.id - Berada di kaki pegunungan Ijen di sisi sebelah Utara, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, memiliki potensi yang luar biasa. Salah satunya adalah hasil bumi yang cukup dikenal dari desa ini, yakni Buah Manggis.
Selain itu, melimpahnya hasil buah manggis, mendorong pihak pemerintah desa untuk menetapkan Desa Bulusari sebagai ‘Desa Manggis’. Tak hanya itu, desa yang dihuni 1.800 KK menyebar di 3 Dusun ini juga memiliki potensi pariwisata, yakni; Obyek Wisata Kali Seliwung.
Obyek wisata berupa pemandian alam, airnya berasal dari 7
mata air berada di sekitar aliran sungai ini cukup menjanjikan untuk terus
dikembangkan sebagai destinasi unggulan.
Kepala Desa Bulusari, Muchlis mengatakan, melihat potensi
yang dimiliki, pihak pemerintah desa berharap agar Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi mau turun tangan dan menjadi
konsultan Pengembangan nya.
Hal itu untuk mempromosikan potensi pariwisata, sekaligus
dalam rangka memeriahkan hari jadi Desa Buliusari, yang ke 21 pada 19 Desember
nanti. Rencananya pada moment tersebut, juga akan digelar acara jalan sehat
yang dipusatkan di obyek wisata Kali Seliwung.
Komoditi yang dimiliki Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro. (Foto: Tangkapan layar, http://bulusari.desa.id/#)
Dalam acara tersebut, juga akan digelar beberapa lomba, antara lain;
Tartil Anak, Tartil Dewasa, Adzan Anak-anak, Sholawat Dhiba’, Gebug Bantal Umum
dan Kuliner PKK RT.
“Untuk menggali dan mempromosikan potensi yang ada ini,
kami mencoba untuk kembali menggerakkan kegiatan masyarakat setelah selama ini
terhenti karena adanya penerapan PPKM,” kata Kepala Desa Bulusari, Muchlis.
“Nah, pada kesempatan peringatan hari jadi Desa Bulusari ke
21 sekarang ini, kami sudah merencanakan kegiatan masyarakat berupa jalan
sehat,” imbuhnya.
Potensi lainnya yang ada di Desa Bulusari, berupa ‘Sirup Buah Pala’ yang
merupakan produk rumahan (Home industry) warga desa ini. Sementara dibidang
seni budaya, desa ini juga memiliki grup Kesenian Patrol.
Menurut Ketua Paguyuban Kesenian Desa, Sahadis, kesenian
patrol di Desanya merupakan kesenian tertua yang didirikan pada
tahun 1938 oleh masyarakat setempat. (bud)