Festival Tradisi Adat Mandar, Pertama Kali Digelar di BanyuwangiCamat Banyuwangi Kota

Festival Tradisi Adat Mandar, Pertama Kali Digelar di Banyuwangi

Festival Adat Tradisi Warga Mandar di Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Keberadaan warga keturunan Mandar di Banyuwangi tersebar di sejumlah daerah, seperti di Kampung Mandar Banyuwangi, Sukojati Muncar, Bulusan dan Tanjung.

Mereka masih memegang teguh tradisi nenek moyangnya, meskipun sudah ratusan tahun tinggal di tlatah Blambangan.

“Warga Mandar ini adalah keturun pelaut handal, mereka kebanyakan tinggal di sekitar laut. Ini untuk pertama kalinya tradisi adat digelar secara besar-besaran, serta dijadikan satu di satu tempat,” ujar Moch Lutfi, Camat Banyuwangi Kota, Senin (17/5/2021).

Baca Juga :

Pada acara tersbut, hadir Datuk Tetua Adat Mandar 5 orang dari lima kampung Mandar yang tersebar di Pesisir Banyuwangi. Kelimanya menyatakan terima kasih, karena sudah diberi kehormatan Adat Tradisi Mandar dilestarikan.


Keterangan Gambar : Dua pemuda keturunan Mandar membawa bunga yang akan ditabur ke laut. (Foto: Istimewa)

Melelui tradisi ini, para Datuk berharap kecintaan orang Mandar terhadap laut dan tradisi leluruhnya semakin meningkat.

“Memang orang Mandar itu dikenal sebagai pelaut handal, mereka berdakwah hingga ke berbagai daerah juga mengandalkan transportasi laut dengan perahunya yang terkenal. Oleh karena itu, tradisi buang-buang dan tabur bunga digelar di bibir pantai,” ungkap Lutfi.

Festival yang digelar di Kawasan Marina Boom Beach dan masuk Kampung Mandar ini, diikuti warga keturunan Mandar dan dilanjutkan dengan selamatan Nasi Buras.

Kawasan Kampung Mandar sudah masuk zona hijau sejak awal pendemi hingga sekarang, sehingga pelaksanaan dilakukan di tempat yang relatif aman.

“Meskipun demikian, selama pelaksanaan Festival Tradisi Mandar ini, juga diterapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Mereka bermasker, cuci tangan dan jaga jarak saat selamatan,” jelas mantan Camat Singojuruh ini.


Keterangan Gambar : Selamatan Nasi Buras, kuliner khas Mandar. (Foto: Istimewa)

Warga keturunan Mandar, hingga saat ini masih melestarikan adat tradisi leluhur mereka, yaitu berupa tabur bunga atau buang-buang untuk membuang sial. Tradisi tersebut biasanya digelar individu, saat mereka akan punya hajatan Nikah atau Khitanan.

“Sekarang kita satukan dalam sebuah Festival, ini sebagai bentuk silaturahim antar warga Mandar yang ada di Banyuwangi. Ini kita kemas dalam suguhan promosi pariwisata, sekaligus mempromosikan kulinar suku Mandar lewat selamatan Nasi Buras.

Para Datuk, atau sesepuh warga Mandar senang sekali, karena baru pertama kali mereka dipertemukan sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang mereka,” pungkas Moch Lutfi yang memafasilitas Festival Adat Mandar kepada KabarBanyuwangi.co.id. (sen)