Gelar Halal bi Halal, PCNU Banyuwangi: Silaturahmi dan Konsolidasi OrganisasiPCNU Banyuwangi

Gelar Halal bi Halal, PCNU Banyuwangi: Silaturahmi dan Konsolidasi Organisasi

Sambutan Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH. Athoillah Sholahuddin Anwar. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi menggelar halal bi halal di Hotel Kokoon, Banyuwangi, Sabtu (11/5/2024).

Acara tersebut sebagai ajang silaturahmi sekaligus konsolidasi organisasi kepengurusan karteker dengan segenap keluarga besar Nahdliyin Banyuwangi.

Tak kurang dari 300 orang menghadiri acara tersebut. Para pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Banyuwangi hadir secara keseluruhan. Dari Rais, Katib, Ketua dan Sekretaris. Begitu pula para pengurus badan otonom NU dan Lembaga NU di tingkat Cabang.

Baca Juga :

Selain itu, hadir pula puluhan kiai sepuh. Di antaranya KH. Hisyam Syafaat, KH. Hasan Thoha, KH. Ali Hasan Kafrawi, KH. Masykur Ali, KH. Achmad Wahyudi, KH. Achmad Shiddiq, KH. Damanhuri, KH. Hasan Shonhaji, dan puluhan kiai lainnya.

Ketua PCNU Banyuwangi H. Choirul Sholeh Rasyid menyampaikan bahwa ini merupakan kegiatan umum perdana yang dilakukan oleh kepengurusan karteker PCNU Banyuwangi.

“Kami mohon doa kepada para masyayikh Banyuwangi agar supaya tugas kami dari PBNU ini berjalan dengan lancar,” ungkap pria yang juga menjabat dalam jajaran Ketua PBNU itu.

Ketua PCNU Banyuwangi H. Choirul Sholeh Rasyid. (Foto: Istimewa)

Choirul menegaskan bahwa karteker kepengurusan ini semata-mata adalah mekanisme organisasi. Tidak berkaitan dengan kepentingan apapun. Apalagi kepentingan politik praktis.

“Karena tidak terpenuhinya aturan yang ditetapkan dalam AD/ART dan Peraturan Perkumpulan NU, maka harus dikarteker sebagai upaya penerbitan organisasi,” tegasnya.

Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH. Athoillah Sholahuddin Anwar juga menegaskan bahwa karteker adalah upaya penegakan organisasi.

“Mari kita tidak usah terus-terusan berdebat. Aturannya sudah jelas. Ada Anggaran Dasar, ada Anggaran Rumah Tangga, dan juga Perkum,” ungkap pengasuh PP. Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri itu.

Kiai yang juga sebagai Katib Syuriyah PBNU itu mengajak seluruh pengurus NU untuk memahami aturan organisasi. Dengan mengacu pada aturan itulah, maka akan terbentuk kepengurusan yang koheren dari tingkat pusat hingga di bawah.

“Nuwun sewu, jangan sampai setiap tingkatan ini mlaku dewe-dewe (jalan sendiri-sendiri). PB menginginkan semuanya ini bisa tegak lurus,” tegasnya.

Bupati Banyuwangi memberikan sambutan pada acara hala bi halal. (Foto: Istimewa)

Wakil Rais Aam PBNU KH. Afifuddin Muhajir dalam iftitahnya juga menyampaikan pesan pokok berdirinya NU. Di antaranya adalah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Ini adalah pesan para muassis NU yang harus kita jaga,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali mengajak keluarga besar NU untuk bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah.

“Dengan segala keterbatasan, Pemerintah Daerah tentu saja memerlukan keterlibatan seluruh stakeholder untuk membangun daerah. Di antaranya berkolaborasi dengan keluarga besar NU,” ajaknya. (red)