Pertemuan konsolidasi forum KEE di eL Royale Hotel Banyuwangi. (Foto: Fattahur)
KabarBanyuwangi.co.id - Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (ARuPA) didukung USAID BIJAK dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kian getol merumuskan pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Teluk Pangpang, Banyuwangi. Salah satu kawasan yang memiliki keragaman hayati cukup tinggi.
Untuk mengelola kawasan seluas 1.663,71 hektar itu dengan baik, dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak, baik dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Forum KEE juga telah dibentuk dengan melibatkan masyarakat, kelompok, hingga instansi pemerintahan yang memiliki hubungan erat dengan perlindungan dan pelestarian alam.
Ketua Badan Pengurus ARuPA, Totok Dwiantoro mengatakan,
forum yang telah terbentuk itu dibagi menjadi beberapa bidang sesuai tupoksinya
dalam mengelola KEE Teluk Pangpang. Diantaranya bidang pemanfaatan dan
pemberdayaan masyarakat, konservasi, dan perencanaan penelitian pengembangan
serta monitoring evaluasi.
"Bidang-bidang ini didasari atas kesadaran kebutuhan
bersama, bahwa bidang-bidang itu paling relevan untuk disusun dalam rangka
mengefektifkan upaya pengelolaan KEE Teluk Pangpang," kata Totok di
sela-sela kegiatannya menghadiri forum KEE di salah hotel di Banyuwangi, Rabu
(10/2/2021).
Totok menjelaskan, fungsi bidang pemanfaatan dan
pemberdayaan masyarakat ini salah satunya untuk mengakomodir kepentingan
masyarakat memanfaatkan kekayaan KEE Teluk Pangpang dalam rangka meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar kawasan.
Kemudian bidang konservasi yang difungsikan untuk menjaga, melakukan perlindungan, dan melestarikan keragaman hayati KEE Teluk Pangpang.
Keterangan gambar : Ketua Badan Pengurus ARuPA, Totok Dwiantoro. (Foto: Fattahur)
Selanjutnya, bidang perencanaan penelitian pengembangan
serta monitoring evaluasi difungsikan untuk mendesain rencana aksi, kajian,
serta program-program yang akan diterapkan di KEE Teluk Pangpang.
"Yang menarik disini, adalah bagaimana
mengkolaborasikan antara kepentingan konservasi, tetapi juga mengakomodasi
upaya-upaya pemanfaatan secara bijak," ungkapnya.
Harapannya, dengan ditetapkannya Teluk Pangpang sebagai
Kawasan Ekosistem Esensial yang didalamnya melibatkan berbagai pihak dari
lintas sektor ini tidak ada lagi ego sektoral yang dikhawatirkan akan
memberikan dampak negatif.
"Kedepannya, kami mungkin akan membuat komitmen
kembali secara politis dengan pemerintah daerah untuk memastikan kembali
terkait komitmen itu. Karena ini memang kerja kolaboratif yang sifatnya lintas
sektor, lintas instansi. Dan itu tidak mudah, khawatirnya ada ego
sektoral," pungkasnya. (fat)