Usaha Sukses Bersama BTPN Syariah, Ibu Lilik Eko Kantongi Omzet Rp160 Juta per BulanBTPN Syariah Banyuwangi

Usaha Sukses Bersama BTPN Syariah, Ibu Lilik Eko Kantongi Omzet Rp160 Juta per Bulan

Lilik Eko Wijayanti bersama suaminya. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id – Lilik Eko Wijayanti adalah salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah di Sentra Mekar Sari 2, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Sejak bergabung menjadi nasabah BTPN Syariah, Lilik sukses mengembangkan usahanya karena selalu menerapkan empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) serta telah menginspirasi warga sekitar.

Bermodalkan pinjaman Rp 3 juta pada 2020, Lilik percaya diri untuk membangun usaha pengepul buah. Kini, usahanya semakin tumbuh dan pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus meningkat hingga Rp 13 juta.

Baca Juga :

Omset yang diperoleh perempuan 50 tahun itu pun tumbuh dari waktu ke waktu, tembus sekitar Rp 40 juta per minggu atau Rp 160 juta per bulan. Bahkan Lilik saat ini memiliki empat karyawan. 

Bertumbuhnya Ibu Lilik sebagai nasabah inspiratif tak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh #bankirpemberdaya saat kumpulan.

“Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, tidak hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pendampingan,” kata Lilik, Kamis (12/6/2025).

Ia mengakui semua ini tak lepas dari empat perilaku unggul BDKS yang selalu diterapkan dalam keseharian, sesuai yang diajarkan oleh petugas lapangan Community Officer/CO) BTPN Syariah melalui kumpulan dua minggu sekali.

Melihat perkembangan Lilik dalam 5 tahun terakhir membuat sang suami, Seger Riyanto bangga. Pasalnya, kerja keras sang istri ikut mendorong perekonomian keluarga. “Saya sangat bersyukur, istri saya dapat membantu ekonomi keluarga serta berdampak bagi lingkungan sekitar,” ungkap Seger.

Ia juga melihat langsung ibu-ibu nasabah di Sentra Mekar Sari 2 lebih disiplin dan solid satu sama lain. “Saya bangga melihat istri dan ibu-ibu nasabah di Sentra Mekar Sari 2 kompak, disiplin, dan solid satu sama lain karena semua itu menjadi modal bagi istri dan ibu-ibu nasabah lain untuk terus menumbuhkan usahanya, bertahan dalam situasi apapun, menjadi lebih berdaya, dan pintar mengelola keuangan,” ucapnya.

Camat Purwoharjo, Ahmad Subhan mengapresiasi langkah yang ditempuh BTPN Syariah dalam memberikan akses pembiayaan dan memberdayakan masyarakat inklusi atau segmen ultra mikro. Ia mengakui bahwa pendampingan yang rutin tersebut mampu mendorong perekonomian warga dan membantu ibu-ibu nasabah memperkuat ekonomi keluarga.

"Kami memberikan apresiasi positif terhadap BTPN Syariah, bank resmi serta diawasi oleh regulator tentu memiliki cara yang tepat. BTPN Syariah tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga mendampingi masyarakat inklusi dengan berbagai pelatihan seperti cara mengembangkan usaha, menjadi wirausaha, hingga mengelola keuangan. Dengan demikian, ibu-ibu nasabah lebih berdaya, salah satunya seperti Ibu Lilik ini,” tutur Subhan.

Lilik Eko Wijayanti salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah. (Foto: Istimewa)

Menurutnya, program pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah sudah tepat karena menyasar segmen ultra mikro, khususnya perempuan. Hal ini menjadi kesempatan bagi perempuan prasejahtera produktif untuk tumbuh dan memiliki ekonomi yang lebih baik. 

"Saya dari pihak kecamatan, selaku pembantu untuk kaum wong cilik berharap semoga BTPN Syariah semakin membawa dampak bagi masyarakat ultra mikro, khususnya di Kecamatan Purwoharjo," kata Subhan.

Subhan mengimbau seluruh warganya agar lebih selektif memilih bank atau lembaga keuangan yang resmi dalam mengajukan pembiayaan, sehingga seluruh kebijakannya sesuai dengan aturan regulator keuangan dan tidak merugikan masyarakat.

“Kami mengimbau masyarakat memilih bank yang resmi, jangan membeli tikus dalam karung. Wirausaha yang ada di Kecamatan Purwoharjo harus tahu latar belakang perbankannya dulu. Tidak mudah tergiur, misalnya iming-iming bonus itu justru kadang dapat menjerumuskan warga,” ujar Subhan. 

Ia juga mengingatkan seluruh warganya untuk membayar angsuran sesuai jatuh tempo hingga lunas kepada perbankan. Pasalnya, jika ada warga yang membayar lewat dari waktu yang ditentukan atau justru tidak membayar, maka akan tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Hal ini akan memengaruhi penilaian bank dalam menyalurkan pembiayaan. 

“Sebagai umat yang beragama yang namanya utang wajib dibayar. Riwayat kita sebagai nasabah tercatat di OJK, misalnya sebagai nasabah yang selalu tepat waktu,” tegas Subhan. 

Kepala Desa Bulurejo, Widarto juga menyampaikan hal senada. Ia mengingatkan seluruh warganya agar selalu memilih bank resmi dalam mengajukan pembiayaan, salah satunya BTPN Syariah.

“Jadi kami memberikan juga pemahaman kepada masyarakat bahwa pilihlah BTPN Syariah ini karena perbankan ini resmi dan diawasi oleh OJK. Kalau sudah seperti itu maka BTPN Syariah ini tidak main-main dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” ujar Widarto. 

Pihaknya mendukung model bisnis BTPN Syariah yang melayani dan mendampingi masyarakat inklusi secara langsung. Tak hanya memberikan pembiayaan, tapi juga memberikan berbagai pengetahuan dan pelatihan untuk ibu-ibu ultra mikro, seperti cara membangun atau mengembangkan usahanya.

“Model bisnis seperti ini bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat, karena selain mempermudah akses modal, BTPN Syariah juga memberikan pendampingan agar usaha mereka lebih terarah,” ucap Widarto. 

Sebagai informasi, BTPN Syariah memberdayakan masyarakat melalui kumpulan. Dengan kegiatan yang dilakukan dua minggu sekali tersebut, Bank memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pengembangan. 

“Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, yaitu ibu-ibu di Surabaya, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul nasabah, yakni BDKS,” kata Kepala Pembiayaan Area Banyuwangi, Joko Ibnu Susanto.  

Kumpulan juga membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impian. Kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal serta manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.

Lilik Eko Wijayanti didampingi suaminya berbincang dengan Kades Bulurejo dan Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah. (Foto: Istimewa)

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menambahkan BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi, memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat, serta juga akses pengetahuan dengan memberikan pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.

“Bahwa ujungnya dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Di mana solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama. Dan semangat tersebut tentunya akan semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah dikumpulan. Dengan demikian, hadir dikumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah,” jelas Ain, panggilan akrab Ainul Yaqin. 

Hingga kuartal I 2025, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp105 miliar kepada lebih dari 32 ribu nasabah yang merupakan masyarakat inklusi di Kabupaten Banyuwangi. (*)