Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Nelayan di Banyuwangi Pilih Libur MelautBMKG Banyuwangi

Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Nelayan di Banyuwangi Pilih Libur Melaut

Cuaca buruk puluhan perahu nelayan tak melaut menepi di muara Plengsengan Mandar, Banyuwangi. (Foto: Fattahur/Dok)

KabarBanyuwangi.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tinggi gelombang laut di perairan Selat Bali yang berlaku hari ini hingga besok.

"Kami memperkirakan potensi gelombang laut di perairan Bali berkisar 1,25 meter - 2,5 meter pada hari ini hingga besok," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rahmayani, Jumat (7/7/2023).

Menurut Rahmayani, tinggi gelombang 2,5 meter masuk kategori sedang. Sedang pola angin bergerak dari arah selatan-barat daya dengan kecepatan mencapai 6-15 knot.

Baca Juga :

Masyarakat hendak melakukan perjalanan menuju Bali maupun sebaliknya diimbau untuk mewaspadai potensi hujan ringan.

"Para nahkoda kapal juga kami imbau harus mewaspadai kaitan disability, karena jarak pandang bisa berkurang," cetusnya.

BMKG juga mengingatkan wisatawan maupun nelayan yang beraktivitas di sekitar Pantai Selatan untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi 2-6 meter.

Mengganasnya cuaca ditandai dengan hujan dan naiknya gelombang laut berimbas terhadap aktivitas para nelayan di Banyuwangi. Mereka stop melaut untuk sementara waktu.

"Selain cuaca buruk, saat ini juga bulan purnama. Jadi, nelayan libur total sejak seminggu terakhir," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi, Hasan Basri.

Selama sepekan tidak beroperasi, Hasan menyebut, para nelayan memilih melakukan perbaikan dan perawatan kapal.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rahmayani. (Foto: Fattahur)

Libur melaut ini rencananya akan berlanjut sampai cuaca membaik. Hingga hujan dan gelombangnya stabil. "Karena kalau kita paksakan melaut, tentu sangat berbahaya," ujarnya.

Dia berharap cuaca segera membaik, sehingga nelayan bisa kembali melaut. Kondisi ini berdampak pada aktivitas ekonomi para nelayan.

Ketika libur, mereka tak memiliki penghasilan. Libur massal nelayan ini juga berdampak pada harga ikan. Akibat sepi tangkapan, hargaikan langsung naik. "Kalau liburnya sampai kapan, kami tetap mengikuti perkembangan cuaca," bebernya. (fat)