Warga keliling kampung mengarak ribuan telur hias. (Foto: Firman)
KabarBanyuwangi.co.id - Endog-endogan atau mengarak telur hias yang ditancapkan ke jodang pohon pisang adalah tradisi yang selalu digelar sebagian warga kabupaten Banyuwangi, dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang dilakukan warga Dusun Krajan, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, sekitar enam ribu telur hias diarak keliling kampung menggunakan becak dengan diiringi musik rebana. Selain telur hias, warga juga mengarak replika onta, burung ababil dan lainnya.
Edy Sugiono, Ketua Panitia perayaan Maulid
Nabi mengatakan, ribuan telur yang sudah direbus ini merupakan hasil swadaya
pemuda desa setempat. Setelah diarak, telur hias dibagikan kepada masyarakat
agar bisa dinikmati bersama.
“Alhamdulillah hari ini kita mengadakan
kegiatan yaitu memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Kita menggelar
arak-arakan endog-endogan yang digagas swadaya oleh para remaja. Setaip remaja
satu kilo telur, totalnya ada enam ribu telur,” kata Edy Sugiono.
Jodang dan telur hias diarak menggunakan puluhan
becak. (Foto: Firman)
Edy menambahkan, tak ingin terjadi
adanya klaster baru Covid-19, pawai endog-endogan digelar dengan menjalankan
protokol kesehatan secara ketat. Seluruh peserta yang mengikuti pawai mayoritas
harus sudah divaksin dan juga diwajibkan menggunakan masker.
“Harapannya kedepan supaya masyarakat
Dusun Krajan, utamanya Desa Parijatah
Kulon, biar sehat semuanya dan lancar rejekinya. Supaya tahun depan bisa lebih
baik, lebih meriah lagi dan pendemi corona ini biar cepat berlalu,” tambah Edy.
Sementara itu, warga yang
mendapatkan telur dalam tradisi endog-endogan juga berharap akan keberkahan di
hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, sekaligus mendoakan agar pandemi Covid-19
segera berlalu dan masyarakat bisa hidup normal kembali.
“Alhamdulillah saya dapat dua
telur, mudah-mudahan dapat keberkahan, dan semoga di hari Maulid Nabi ini
pandemi segera berakhir,” ujar Diah Restu.
Tradisi endog-endogan bagi warga
masyarakat Banyuwangi memiliki filosofi mendalam tentang Islam. Selain
merupakan simbol kelahiran, telur yang memiliki tiga lapisan juga bermakna
tersendiri bagi umat Islam.
Agar tidak saling
berebut, usai diarak telur hais dibagikan ke warga. (Foto: Firman)
Kulit telur melambangkan keislaman
sebagai identitas seorang muslim. Putih telur melambangkan keimanan untuk
melaksanakan perintah Allah SWT serta menjalankan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan kuning telur dilambangkan
sebagai keihsanan seorang muslim yang beriman akan memasrahkan diri dengan
semua ketentuan sang pencipta.
Pelepah pohon pisang yang dijadikan media menancapkan kembang endog atau bunga telur hias juga memiliki makna tersendiri. Pohon pisang yang tetap bisa tumbuh meski sudah ditebang juga dilambangkan sebagai bentuk semangat pantang menyerah bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan. (man)