Peringatan Hari Tari Dunia Disambut Antusias Seniman Tari BanyuwangiHari Tari Sedunia

Peringatan Hari Tari Dunia Disambut Antusias Seniman Tari Banyuwangi

Suko Prayitno, pemilik Sanggar Tari Gandrung Arum, Cluring dengan Timnya yang akan tampil. (Foto: Istimewa)

KabarBanyuwangi.co.id - Sejumlah Sanggar Tari dan Seniman tari Banyuwangi, menyambut antusias peringatan Hari Tari Dunia, atau WDD (World Dance Day) yang berlangsung di Umah Keboan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kamis (29/4/2021) ini.

Mereka ada yang menyiapkan karya baru, namun ada juga tidak sempat berproses akibat keterbatasan waktu.

Suko Prayitno, Pemilik Sanggar Tari Gandrung Sekar Arum Cluring, mengaku senang sekali dengan digelarnya Hari Tari Dunia di Banyuwangi. Bahkan sebagai bentuk kegembiraannya, Suko akan menurunkan dua tari garapan baru, yaitu Tari Gatari dan Tari Anglocita.

Baca Juga :

“Saya memproses ini sekitar satu bulan penuh, dengan melibatkan 7 penari Gantari, 8 Penari Anglocita dan 12 Panjak. Mereka semua pelajar SMP dan SMA, selama preoses yang keduanya berat itu dilakukan dengan semangat tinggi ingin tampil terebaik,” ujar Suko Prayitno kepada KabarBanyuwangi.co.id.

Tari Anglocita, menggambarkan pencarian jati diri yang identik dengan remaja. Belajar mengungkapkan perasaan yang ada pada dirinya, walaupun kadang belum tentu benar. Mengingat semua masih proses mancari jati diri. Kadang mereka berprinsip lakukan dulu, benar atau salah urusan belakang.

“Sedang Gantari menceritakan, urip iku urup (hidup itu menyala). Jadi kita hidup itu harus berguna bagi orang banyak. Kebersamaan, kekompakan dan kegigihan dalam berproses anak-anak yang membuat saya bangga,” kata Suko.


Keterangan Gambar : Anak Sanggar Tari Sayuwiwit, Aliyan dengan persiapan Tari Kembang Keting. (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Jajulaidi atau Kang Joel, pemilik Sanggar Tari Sayuwiwit Aliyan Rogojampi, mengaku senang dengan adanya peringatan Hari Tari Dunia di Banyuwangi. Tentu masing-masing Sanggar atau Komunitas akan menampilkan yang terbaik.

“Event ini sangat baik sekali, untuk mengajak para seniman guna memperingati profesinya yaitu sebagai seniman tari dan tari bagian dari seni itu sendiri. Namun akibat keterbatasan waktu dan kegiatan ini bersamaan dengan waktu ujian anak-anak, saya belum sempat memproses karya terbaru. Penciptaan tidak bisa dilakukan instan dan waktu singkat, harus melalui proses kotemplasi,” dalih Kang Joel.

Begitu juga dengan Komunitas Jiwa Etnika (JEB) Singojuruh, akan membawakan karya lama. Alasannya, selain keterbatasan waktu, juga pada event ini ditunjuk sebagai tuan rumah dan harus menyiapkan semua kebutuhan proses acara.

“Meski demikian, Jiwa Etnika mendukung penuh kegiatan ini dengan melibatkan seluruh anggotanya mulai yang usia TK hingga SMA. Kita fokus menyiapkan acara ini agar sukses dan para seniman bisa tampil maksimal,” ujarAdlin Mustika Alam, Ketua JEB yang juga Pimpro Hari Tari Dunia atau WWD Banyuwangi tahun 2021 ini. (sen)