Barong Prejeng Baru milik Jaranan Camursari Askawangi. (Foto: Tangkapan layar Cak Kempling)
KabarBanyuwangi.co.id – Sebagai Anggota Tim Promosi Kesenian dan Pariwisata Banyuwangi, saya diundang Kelompok Kesenian Jaranan Campursari Askawangi di Dusun Simbar, Desa Tampo Kecamatan Cluring.
Hari itu (Senin,17/05/2021), kelompok yang dipimpin Pak Samsuri, baru membeli seperangkat Barong Prejeng Kumbo. Kelompok Kesenian Jaranan Campursari ini, biasa menggunakan SDN 4 Tampo, Cluring sebagai tempat latihan.
Sebelum Barong Prejeng Kumbo yang berjumlah 4 dan 1 Barong Prejeng ukuran kecil
digunakan, pemilik Group Kesenian ini sengaja menggelar ritual “Peras”, atau doa
selamat.
Menurut Pak Samsuri sebagai Ketua Group, acara “Meras” ini
dilakukan agar semua yang memainkan Barong Prejengen Kumbo dan Kru Jaranan
Campursari selamat dan lancar dalam berkesenian.
Selain membacakan doa-doa tertentu, juga ada pelengkap
makan berupa jajan pasar di atas tempat daun pisang. Acara Peras Barong memang
digelar sangat sederhana, hanya diikuti 29 orang panjak anggota Jaranan
Campursari Askawangi.
Kalaupun ada penonton yang tidak seberapa, mereka adalah orang tua dari panjak dan pemain barong yang masih anak-anak. Mereka mengantar dan menunggu anaknya, hingga selesai latihan dalam peras tersebut.
Penulis bersama kru Jaranan Campursari Askawangi. (Foto: Istimewa)
Kesenian Jaranan Campursari dan Jaranan Buto, memang sangat
populer di kawasan Banyuwangi selatan. Ada ratusan group yang tersebar di
sejumlah Desa dan Dusun, dengan anggota mancapai ribuan orang.
Pak Sujak sebagai Pelatih Jaranan Campursari Askawangi,
mengaku tidak berani menggelar acara secara terbuka dan lebih besar, karena
situasi pandemi yang belum usai. Rencananya, kalau situasi suah normal akan
dilakukan “Gebyakan” atau tampil secara utuh.
“Sementara kita ‘peras dulu’ barongnya, agar pemainnya
selamat semua saat menggunakan Barong. Nanti pasti akan dilakukan Gebyakan,
saat situasi sudah normal. Saat Gebrakan nanti, akan bermain utuh para panjak
dan pemainnya mengenakan kostum jaranan,” kata Sujak.
“Kalau hari ini sipatnya kan latihan, makanya pakaian juga apa adanya,” pungkasnya.
(Penulis: Rudianto, Anggota Tim Promosi Kesenian dan
Pariwisata, Banyuwangi)